Gempa Laut Flores Tak Terkait Erupsi Gunung Berapi, Termasuk Semeru
Gempa berkekuatan 7.4 Skala Ricter terjadi di Laut Flores pada Selasa (14/12). Meski demikian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa guncangan tersebut tak terkait meningkatnya aktivitas beberapa gunung berapi seperti Semeru.
Gempa tersebut memang terjadi berselang 10 hari dari erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur. Selain Semeru, saat ini beberapa gunung Awu di Sulawesi Utara, dan Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah tengah menunjukkan aktivitas.
“Ada erupsi Semeru, lalu Awu apa kaitannya. Jawaban kami, tidak ada,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Selasa (14/12).
Meski demikian, gempa tektonik bisa memicu peningaktan aktivitas gunung berapi. Namun Dwikorita mengatakan bahwa hal tersebut belum terjadi.
Sedangkan BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami usai gempa mengguncang Laut Flores pada Selasa (14/12) siang. Penetapan status ini ini merupakan hasil pemantauan permukaan air di perairan sekitar wilayah gempa.
Dwikorita mengatakan hal ini lantaran tidak terdeteksi kenaikan muka air laut secara signifikan. Adapun hasil pemantauan Badan Informasi Geospasial di stasiun Marapokot dan Reo, Nusa Tenggara Timur menunjukkan kenaikan muka air laut mencapai 7 centimeter.
“Dua jam setelah kejadian tidak terdeteksi kenaikan muka air laut, oleh sebab itu peringatan tsunami telah berakhir,” katanya.
Namun Dwikorita telah meminta kepala daerah yang berada di lokasi terdampak untuk mengabari warganya status terkini peringatan tersebut. “Kami mohon pemda bisa sampaikan masyarakat, sudah bisa kembali ke tempat masing-masing,” katanya.