Sebagian Pasien Omicron RI Tertular saat Perjalanan ke Turki dan Arab
Kementerian Kesehatan mencatat mayoritas kasus Omicron di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Terutama dari perjalanan ke Turki dan Arab Saudi.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi pun mengimbau masyarakat untuk menunda berlibur ke dua negara tersebut. "Adanya kasus Omicron Indonesia karena adanya perjalanan dari beberapa negara seperti Arab Saudi dan Turki, sehingga masyarakat diimbau untuk mempertimbangkan berlibur ke sana," kata Nadia seperti dikutip dari keterangan pers, Kamis (30/12).
Menurutnya, kesadaran diri dan menahan keinginan berpergian harus dilakukan. Ia pun meminta masyarakat untuk bekerja sama mencegah penularan virus Corona dengan tidak berpergian.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, jumlah kasus kasus Covid-19 varian Omicron yang terdeteksi telah mencapai 68. Kasus Omicron itu sebagian besar berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
Sebanyak 29% atau 20 orang merupakan pelaku perjalanan dari Turki. Kemudian, 13 orang merupakan pelaku perjalanan dari Arab Saudi, lima orang dari Uni Emirat Arab, tiga orang dari Amerika Serikat, tiga orang dari Jepang, tiga orang dari London, dan tiga orang dari Malaysia.
Kemudian, ada tiga kasus Omicron tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Dari 68 kasus, sebanyak 78% atau 53 orang sudah divaksinasi dua dosis. Dari 53 orang itu, jenis vaksin yang paling banyak digunakan ialah Sinovac sebanyak 33%, Pfizer 30%, Astrazeneca 17%, Sinopharm 7%, Johnson & Johnson 5%, dan Moderna 3%. Selebihnya, 5% orang yang sudah disuntik menggunakan vaksin jenis lain, seperti Convidecia atau campuran.
Dari 68 kasus yang ditemukan, sebanyak 23 orang atau 34% berusia 40-49 tahun. Kemudian, 21 orang atau 31% berusia 20-29 tahun, 10 orang atau 15% berusia 50-59 tahun, dan 10 orang atau 14% berusia 30-39 tahun.
Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 41 orang atau 60% kasus merupakan laki-laki. Sisanya, 27 orang atau 40% merupakan perempuan.
Nadia juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi disiplin protokol kesehatan. Upaya ini dapat menekan penularan Covid-19.
Di sisi lain, pemerintah melakukan pengetatan di pintu masuk negara, terutama di perbatasan laut, dan darat. Sebab, positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan