Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu dan Tempe Gulung Tikar
Pengrajin tempe dan tahu terpukul atas kenaikan harga impor kedelai. Untuk menarik perhatian pemerintah, pabrik tahu dan tempe di Jawa berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022.
Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) mencatat kenaikan harga kedelai membuat ribuan pengrajin tahu dan tempe di dalam negeri gulung tikar. Jumlah pengrajin tahu dan tempe berkurang 20% atau sebanyak 30.000 unit karena fluktuasi harga kacang kedelai di pasar.
Pengrajin tahu dan tempe yang gulung tikar, umumnya memiliki kapasitas produksi kurang dari 20 kilogram kacang kedelai per hari. "Pengrajin dengan kapasitas produksi lebih dari 100 kg dapat menyiasati kenaikan harga dengan mengurangi kapasitas produksi atau memperkecil ukuran produk," kata Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin kepada Katadata, Kamis (17/2).
Saat ini, jumlah pengrajin tempe dan tahu mencapai 160 ribu unit. Mereka menggunakan bahan baku kacang kedelai mencapai tiga juta ton per tahun. Rinciannya, dua juta ton untuk produksi tempe dan satu juta ton untuk produksi tahu.
Sebagian besar bahan baku yakni 2,7 juta ton berasal dari impor dan sisanya dari dalam negeri. Industri tempe tahu nasional ini melibatkan sekitar lima juta tenaga kerja yang tersebar di 200 kabupaten/kota di 27 provinsi.
Gakoptindo menyatakan jumlah pengrajin tempe dan tahu yang akan menghentikan produksinya lebih dari 100 ribu pengrajin.
"Kami tidak butuh stabilisasi (harga kacang kedelai, yang kami) butuh adalah bantuan pemerintah. Kalau bisa harga kacang kedelai murah dan stabil, jangan naik setiap hari," kata Aip.
Aip mengatakan harga kacang kedelai yang diterima pengrajin saat ini sekitar Rp 11.000 sampai Rp 11.100 per kg. Secara rinci, harga kedelai di pelabuhan sekitar Rp 10.500 per kg, sedangkan biaya logistik dan transportasi ke pengrajin ditaksir mencapai Rp 500 - Rp 600 per kg.
Aip mengatakan harga kacang kedelai pernah naik sebanyak lima kali dalam kurun waktu tujuh hari. Namun demikian, lanjutnya, harga kacang kedelai cenderung stabil saat ini sejak 11 Februari 2022.
Kenaikan harga kedelai ini membuat pengrajin memperkirakan harga tempe pada pekan depan akan naik 10% - 20%. Harga tempe yang diterima masyarakat akan naik Rp 500 per kg atau Rp 50 - Rp 60 per lembar.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan kenaikan harga kacang kedelai itu akan membuat harga tempe naik sekitar Rp 300 per kg dan tahu naik mencapai Rp 50 per potong. Dengan demikian, harga kacang kedelai pada level Rp 12.000/kg akan menaikkan harga tempe menjadi Rp 11.600/kg dan harga tahu menjadi Rp 53.700 per papan atau Rp 700 per potong.
Kenaikan harga tempe dan tahu di masyarakat disebabkan oleh kenaikan harga kacang kedelai akan terus naik hingga Mei di level US$ 15,79 per gantang sebelum akhirnya turun tipis per Juli 2022 ke posisi US$ 15,74 per gantang. Pada minggu pertama Februari 2022, harga kedelai telah mencapai US$ 15,77 per gantang atau setara dengan Rp 11.240/kg.
Tujuan pemerintah saat ini adalah memastikan ketersediaan kedelai bagi pengrajin tahu dan tempe, khususnya hingga Ramadan. Kemendag mencatat ketersediaan kacang kedelai saat ini akan bertahan hingga pertengahan Bulan Ramadhan atau pertengahan April 2021.
Stok kedelai yang dimiliki Asosiasi Importir Kacang Kedelai (AKINDO) sebanyak 140 ribu ton dan pada Februari 2022 akan datang tambahan 160 ribu ton. "Sehingga pasokan kacang kedelai diperkirakan cukup untuk memenuhi (permintaan hingga) dua bulan ke depan," kata Oke.