Sri Mulyani Berharap Tak Ada Gelombang Baru Covid-19 Usai Lebaran
Pemerintah melonggarkan pembatasan aktivitas masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran seiring kasus Covid-19 yang melandai. Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap, peningkatan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat disertai dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Masyarakat harus tetap disiplin menerapkan prokes agar tidak terjadi gelombang Covid-19 selanjutnya," ujar Sri Mulyani dalam PPATK 3rd Legal Forum di Jakarta, Kamis (31/3).
Sri Mulyani optimistis, kegiatan masyarakat akan meningkat sejalan dengan kasus Covid-19 yang semakin terkendali. Ia menyebut Indonesia saat ini memasuki masa transisi dari pandemi menuju endemi yang memungkinkan aktivitas masyarakat lebih leluasa.
Pengendalian kasus Covid-19, menurut Sri Mulyani, merupakan kunci dari pemulihan ekonomi. Gelombang baru Covid-19 dapat mendisrupsi pemulihan yang saat ini tengah berjalan.
Sri Mulyani sebelumnya memaparkan kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik di tengah risiko ketidakpastian global, seperti perang Rusia-Ukraina dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga berada pada level optimis yaitu mencapai 113 sehingga mendorong aktivitas konsumsi masyarakat. Indeks penjualan retail juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 14,5 persen.
Pertumbuhan konsumsi listrik baik industri maupun bisnis yang juga mencerminkan kondisi ekonomi tumbuh relatif stabil. Indikator Dini Aktivitas Investasi (PMTB) pun menandakan bahwa aktivitas investasi masih terjaga di kuartal I-2022.
“Kondisi kesehatan masyarakat yang terjaga diikuti dengan peningkatan perekonomian Indonesia tentu menjadi kondisi yang sangat kita harapkan bersama memasuki Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” kata Sri Mulyani
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya memperkirakan terjadi peningkatan kasus Covid-19 usai Lebaran sejalan dengan tren yang selama ini terjadi saat terdapat mobilitas masyarakat yang tinggi seperti mudik Lebaran. Namun demikian, Budi menduga tak akan ada lonjakan atau gelombang baru Covid-19 seperti yang terjadi pada Juli tahun lalu.
"Kenaikan mungkin akan terjadi, tetapi kemungkinan tidak akan terjadi lonjakan. Lonjakan kasus atau gelombang baru Covid-19 biasanya terjadi jika muncul varian baru," kata Budi.