Mendorong Digitalisasi Pendidikan di Madrasah
Teknologi dan akses internet sangat penting dalam ranah pendidikan. Digitalisasi dalam pendidikan pun akan membantu negara untuk mencapai kualitas perekonomian yang lebih baik.
Negara yang mampu memperluas akses internet berpeluang meningkatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga 20 persen. Hal itu terungkap dalam laporan Economist Intelligence Unit (EIU) bertajuk Connecting Learners: Narrowing the Educational Divide yang dirilis pada 2021.
Riset yang didukung oleh Ericsson tersebut menjelaskan, kenaikan 10 persen konektivitas di sekolah berpotensi menaikkan PDB per kapita negara sebesar 1,1 persen.
Bagi Indonesia, untuk mendapatkan kenaikan PDB dari digitalisasi sektor pendidikan tampaknya masih membutuhkan waktu panjang. Sebab berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masih banyak sekolah di Indonesia belum terhubung dengan internet, bahkan tidak tersentuh jaringan listrik.
Hal tersebut terjadi pada berbagai tingkat satuan pendidikan.
Padahal, pada saat bersamaan, banyak siswa harus menjalani pendidikan dari rumah.
Kondisi itu dipicu pandemi Covid-19 yang sempat mengharuskan sekolah-sekolah untuk membatasi kegiatan belajar dan mengajar secara luring.
Aktivitas belajar dari rumah pun berdampak pada jumlah siswa yang mengakses internet. Kian bertambah tahun, semakin banyak pelajar yang mengakses internet.
Hal ini terjadi bersamaan dengan kebijakan belajar dari rumah yang diterapkan pemerintah.
Riset dari EIU dan Ericsson merekomendasikan beberapa cara untuk memperluas cakupan internet di sekolah:
- Menjalankan strategi kemitraan antara sekolah dengan institusi umum dan swasta.
- Membangun aksesibilitas dan keterjangkauan sekolah.
- Setelah konektivitas di sekolah terbentuk, harus ada kurikulum yang memanfaatkan konektivitas internet. Selain itu, tenaga pengajar seperti guru juga perlu dilatih untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sehari-hari.
- Perlindungan konektivitas. Perlindungan ini diperlukan untuk menjamin keamanan aktivitas berinternet di sekolah.
Riset EIU dan Ericsson juga menyatakan pentingnya perluasan akses internet ke sekolah-sekolah. Sebab, konektivitas internet dinilai mampu menciptakan kesempatan bagi siswa untuk menerima pelajaran, sehingga keterampilan siswa bisa berkembang dengan lebih baik.
Upaya meningkatkan konektivitas dan digitalisasi di sekolah pun terus dilakukan. Baru-baru ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan aplikasi Platform Mandiri Belajar (PMB).
Aplikasi tersebut akan menunjang implementasi kurikulum mandiri di madrasah di bawah naungan Kementerian Agama. PMB merupakan implementasi penggunaan aplikasi Pembelajaran Online Terpadu berbasis cloud service yang difasilitasi oleh Kominfo.
Pengembangan PMB dimulai sejak tahun lalu. Awalnya, PMB memfasilitasi penyediaan aplikasi umum di 50 sekolah sebagai pilot project. Melalui platform itu, proses belajar dan mengajar, baik di tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi, dapat berlangsung secara daring.
PMB pun terus berkembang. Saat ini, ada lebih dari 307 ribu sekolah dan lebih dari 83 ribu madrasah dan sekolah keagamaan lain yang memanfaatkan PMB tanpa perlu membangun aplikasi masing-masing. Pada akhir 2022, PMB akan diterapkan pada 1.000 sekolah pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia.
Kominfo memberikan dukungan kapasitas storage government cloud, aplikasi dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan nantinya.
“Kami dari sisi informatika akan memberikan dukungan pendampingan, bimbingan teknis informasi dan teknologi yang diperlukan,” kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate saat peluncuran PMB, Jumat (8//2022).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menambahkan, kehadiran PMB akan membantu siswa madrasah menjangkau akses pendidikan.
Madrasah harus selalu mengoptimalkan diri dalam mentransformasi layanan pendidikan. Yaqut pun berharap PMB dapat menjawab kebutuhan belajar siswa dan membantu siswa mengasah kompetensi dirinya.
“Apa pun dan di mana pun kondisinya, siswa madrasah sasaran penting bagi kami untuk bisa dilayani dengan pendidikan yang berkualitas,” kata Yaqut. ”Mereka harus bisa terlayani dengan maksimal,” imbuhnya.