Jokowi Khawatir Potensi Kemarau Panjang di Indonesia Ancam Pangan
Presiden Joko Widodo mengkhawatirkan kekeringan panjang akan berdampak besar pada pasokan pangan di Indonesia. Makanya Jokowi memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR untuk mengantisipasi kekeringan tersebut.
Kepala Negara mencatat beberapa negara telah dilanda oleh bencana alam, seperti banjir bandang di Pakistan, badai di Amerika Serikat, dan kekeringan panjang di Kenya. Menurutnya, kejadian bencana alam tersebut harus menjadi bahan evaluasi pemerintah dalam menghadapi bencana alam.
Kekhawatiran Presiden Jokowi didasari oleh berlanjutnya musim kemarau basah sejak 3 tahun lalu hingga saat ini. "Ini kita sudah mendapatkan hampir 3 tahun musim basah. Yang saya takutkan yang ada nanti musim kering yang panjang," katanya dalam akun resmi Sekretariat Negara, Rabu (12/10).
Oleh karena itu, Presiden menginstruksikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk memperbanyak jumlah embung di dalam negeri. Embung umumnya berfungsi sebagai infrastruktur yang menghubungkan air di bendungan dan jaringan irigasi.
"Yang kecil-kecil, bukan bendungan, bukan dam, dan infrastruktur air lain-lain. Urusan pembangunan embung yang kecil-kecil itu segera disiapkan," kata Jokowi.
Namun demikian, Kepala Negara juga menyadari bahwa saat ini adalah musim hujan di dalam negeri. Maka dari itu, Jokowi juga meminta Basuki untuk mempersiapkan pompa air di titik-titik rawan.
Menurutnya, Kementerian PUPR harus bisa memproyeksikan aliran air agar bisa menemukan titik-titik yang membutuhkan pompa tersebut.
Sebagai informasi, Pemerintah akan fokus pada penyelesaian pembangunan 61 bendungan serta memanfaatkan infrastruktur yang sudah diselesaikan, khususnya untuk mendukung penyediaan air minum.
Secara rinci, ada 29 bendungan yang sudah tuntas dan 32 bendungan yang masih dalam proyek pembangunan hingga 2022 ini. Namun, Kementerian PUPR tidak menargetkan jumlah embung yang harus dibangun untuk memanfaatkan seluruh tampungan air tersebut.