Lima Tahun Anies Pimpin Jakarta, Angka Kemiskinan Naik Efek Pandemi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan menyelesaikan jabatannya pada Minggu (16/10). Selama masa kepemimpinannya sejak 2017, angka kemiskinan ibu kota sempat turun namun bertambah di akhir jabatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk miskin di Ibu Kota bertambah 3.750 orang menjadi 502,04 ribu orang per Maret 2022. Jumlah itu mencapai 4,69% dari total penduduk DKI Jakarta.
Angka kemiskinan ini naik 0,02 poin dibandingkan September 2021 yang sebesar 4,67% dengan jumlah 498.290 orang. Jumlah penduduk miskin pada akhir jabatan Anies juga merupakan yang tertinggi selama satu dekade.
"Bertambahnya jumlah penduduk miskin ini di antaranya disebabkan penurunan daya beli masyarakat karena dampak pandemi COVID-19," kata Kepala BPS DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono, dikutip dari Antara, Jumat (15/7).
Anggoro mengatakan penurunan daya beli tersebut salah satunya dipicu tingginya inflasi secara umum pada periode September 2021 hingga Maret 2022 mencapai 1,78%. Sedangkan pada kelompok bahan makanan pada periode yang sama juga tercatat mengalami kenaikan harga mencapai 3,51%.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyebutkan tingkat kemiskinan di Ibu Kota bertambah pandemi corona. "Jadi peningkatan kemiskinan tidak hanya di DKI tetapi seluruh Indonesia itu disebabkan karena pandemi Covid-19 yang lebih dari dua tahun," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Riza menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bersama pemerintah pusat mengupayakan berbagai program dan solusi yang dibuat untuk mendorong ekonomi masyarakat.
Sementara itu PDIP mengkritik kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengatasi kemiskinan. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menilai tingkat kemiskinan di Jakarta pada saat dipimpin Anies, sama dengan tingkat kemiskinan pada 15 tahun sebelumnya. Pada 2006, jumlah penduduk miskin mencapai 407.100 jiwa atau 4,54% dari total penduduk Jakarta pada saat itu.
Hasto mengatakan, kondisi Jakarta lebih baik saat dipimpin oleh pasangan gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDIP, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Djarot pun mengomentari kembalinya tingkat kemiskinan Jakarta ke masa 15 tahun silam. Dia mengatakan, anggaran pendapatan dan belanja daerah atau APBD DKI Jakarta yang fantastis semestinya dimanfaatkan dengan lebih baik.
“Kalau dulu diberikan kesempatan satu periode lagi, saya pastikan di bawah lima persen,” ujarnya.