Jakarta Buang Sampah 7.800 Ton per Hari ke Bekasi
Masyarakat Jakarta menyumbang 7.800 ton sampah di Bantar Gebang, Bekasi menurut data Waste4Change. Sebagian besar dari sampah ini belum berhasil didaur ulang.
“Jakarta, Bekasi, Kabupaten Bekasi kirim (sampah) ke Bekasi (Bantar Gebang). Jadi, Bekasi tempat sampah sebenarnya,” kata Kepala Layanan Strategies Waste4Change Adhitya Prayoga dalam acara Blok-M Green Collabs ole Katadata X MRT Jakarta X ITJ, Minggu (4/12).
Persoalan sampah Jakarta bukan hanya karena lokasi pengumpulan akhir yang terletak di Bekasi. Lebih dari 90% total sampah belum berhasil didaur ulang.
Menurut Adhitya, hal itu karena kendala pengelolaan sampah, terutama dari sisi ketersediaan fasilitas mendaur ulang sampah. Terlebih lagi, pabrik khusus untuk daur ulang sampah belum ada di Indonesia.
"Pabriknya di luar neger. Jadi harus dikumpulkan banyak dulu, baru dikirim," ujarnya.
Ia menilai, pengelolaan sampah Jakarta perlu berfokus pada beberapa hal di antaranya:
- Upaya kampanye, terutama mengenai dampak ribuan ton sampah kepada masyarakat Bekasi. Sebab, Bekasi menjadi tujuan utama sampah dari banyak kota.
- Edukasi lain yang perlu digelar yakni pentingnya pengelolaan sampah yang menitikberatkan pada hierarki reduce, reuse dan recycle.
- Memikirkan cara untuk memakai ulang barang yang sudah dibeli
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Provinsi DKI Jakarta menghasilkan sekitar 3,08 juta ton timbulan sampah tahun lalu. Rinciannya sebagai berikut:
- Sisa makanan 27,8%
- Sampah plastik 15,43%
- Sampah kayu/ranting 12,75%
- Sampah kertas/karton 11,71%
- Sampah berupa logam 6,98%
- Sampah kain 6,82%
- Sampah kaca 6,77%
- Sampah karet/kulit 3,579%
- Sampah lainnya 8,17%