Erupsi Semeru Tak Ganggu Lalu Lintas Pesawat ke Lombok
Gunung Semeru di Jawa Timur yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), kembali erupsi dengan ketinggian asap mencapai 500 hingga 1.000 meter pada Jumat (13/1).
Melihat tingginya kepulan erupsi gunung tersebut, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, menyatakan aktivitas penerbangan di bandara tidak terdampak abu vulkani dari Gunung Semeru. "Sampai saat ini belum ada dampak," kata Humas PT Angkasa Pura I Bandara Lombok, Arif Haryanto di Praya, Sabtu (14/1) seperti dikutip dari Antara.
Aktivitas penerbangan, baik domestik maupun internasional, dari Bandara Lombok ke arah barat berjalan seperti biasa, tanpa ada penundaan penerbangan. "Penundaan penerbangan tidak ada, semua normal," jelasnya.
Menurutnya, mobilisasi penumpang di Bandara Lombok secara rata-rata masih berada di angka 5.300 penumpang per hari selama Januari ini.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang menjelaskan terjadi empat kali letusan dari Semeru, dan terlihat adanya kepulan asap putih yang bergerak ke arah utara dan barat daya.
"Tinggi asap sekitar 500-1.000 meter," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo, Jumat (13/1) seperti dikutip Antara.
Berdasarkan laporan tertulis petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, hingga Jumat (13/1) siang, pihaknya juga melihat adanya tiga kali guguran dengan jarak luncur 800 meter ke arah Besuk Kobokan.
"Untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak 19 kali dengan amplitudo 13-22 mm, kemudian guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 4 mm, hembusan satu kali dengan amplitudo 3 mm, dan tektonik jauh sebanyak dua kali dengan amplitudo 10-20 mm," tuturnya.
Ia menjelaskan aktivitas Gunung Semeru setiap hari mengalami erupsi dan hal tersebut merupakan hal yang wajar seiring dengan status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut berada pada level III atau Siaga.
"Sejauh ini tidak ada dampak yang terjadi akibat erupsi Semeru yang mengeluarkan asap dengan ketinggian 1.000 meter, namun Tim Reaksi Cepat (TRC) terus memantau perkembangan di lapangan," katanya.
Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat dilarang melakukan aktivitas di sektor tenggara kawasan gunung, terutama di sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 13 kilometer dari pusat erupsi atau puncak gunung.
PVMBG melalui kanal Magma Indonesia juga melaporkan, terdapat 253 letusan atau erupsi gunung api di Indonesia selama 2022. Tercatat, jumlah letusan gunung api terbanyak terjadi di Gunung Anak Krakatau, Lampung. Totalnya mencapai 88 letusan atau mencapai 34,78% dari total letusan gunung api di tanah air sepanjang tahun ini.