Jokowi Soroti Kerja Posyandu Soal Kasus Ibu Beri Kopi Kemasan ke Bayi
Presiden Joko Widodo mengarahkan agar kader Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu dapat bergerak cepat dalam mengedukasi ibu. Hal tersebut dinilai penting agar ibu dapat menghindarkan anaknya dari kondisi kurang gizi kronis atau stunting.
Presiden Widodo menyampaikan hal tersebut setelah menemukan laporan tentang seorang ibu yang memberikan kopi susu kemasan kepada bayinya yang berusia tujuh bulan. Alasan ibu tersebut adalah agar si buah hati mendapatkan asupan susu.
"Kata ibunya, kopi susu ini bermanfaat karena ada susunya. Makanya sekali lagi yang namanya penyuluhan penting," kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Rabu (25/1).
Jokowi menyampaikan konsumsi tersebut berbahaya jika dikonsumsi oleh balita. Pasalnya, ginjal dan jantung bayi belum kuat untuk memproses kopi susu kemasan.
Sebagai informasi, ibu yang dimaksud berkediaman di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ibu tersebut menjadi buah bibir netizen lantaran menerbitkan video tentang dirinya yang memberikan bayinya kopi susu kemasan di media sosial.
Tak lama, ibu tersebut langsung diamankan oleh kepolisian setempat untuk dimintai keterangan. Jokowi menilai respons kepolisian yang tidak terlalu cepat tersebut tidak salah.
Jokowi juga menilai seharusnya kejadian tersebut lebih cepat direspon oleh kader Posyandu maupun kader Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN.
"Seharusnya yang benar mestinya kader Posyandu, kader dari BKKBN yang datang ke sana," kata Jokowi.
Hal tersebut penting lantaran jumlah Posyandu di dalam negeri mencapai 300.000 unit, sementara itu total Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas sekitar 10.200 unit. Infrastruktur kesehatan dapat menyelesaikan persoalan tersebut jika bisa bergerak baik dan benar.
Akan tetapi, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memahami bahwa letak Posyandu maupun Puskesmas yang ada tidak merata. Menurutnya, satu kecamatan dapat memiliki tujuh Puskesmas, sedangkan di sisi lain ada kecamatan yang tidak memiliki Puskesmas.
Jokowi mendata stunting pada 2014 mencapai 37%. Angka tersebut berhasil ditekan menjadi 24% pada 2021 dan 21% pada 2022. Adapun, target angka stunting pemerintah pada 2024 adalah 14%.
Presiden menilai ada dua momen penting yang harus pemerintah lakukan untuk menurunkan angka stunting, yakni saat masa ibu hamil dan saat bayi berumur kurang dari 24 bulan. Menurutnya, pemerintah harus aktif mengintervensi masyarakat pada dua momen tersebut.
Jokowi menyampaikan ibu harus memiliki sirkulasi darah yang sehat dan terhindar dari penyakit saat masa kehamilan. Setelah bayi lahir, mereka harus terhindar dari asupan makan siap saji dan infeksi.
"Hati-hati, banyak yang keliru ini. Beri bayi yang namanya protein-protein hewani yang tinggi zat besinya, seperti ati ayam, telur, dan asi eksklusif," kata Jokowi.