Depo Plumpang: Terminal BBM Raksasa di Tengah Kepungan Pemukiman
Terminal Bahan Bakar Minyak atau Depo Plumpang Jakarta Utara baru saja terbakar pada akhir pekan lalu. Terminal ini merupakan salah satu fasilitas hilir minyak dan gas bumi stategis yang dimiliki oleh PT Pertamina.
Terminal BBM itu menyuplai sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia. Depo Plumpang memiliki total kapasitas tangki penyimpanan BBM sebesar 324.535 kiloliter (KL), dengan suplai utama dari Terminal BBM Balongan melalui pipa penyalur sepanjang 210 kilometer.
Selain itu, terminal BBM yang beroperasi sejak 1974 itu juga menerima suplai bahan bakar melalui kapal laut. Sepanjang bulan Februari 2023, total penerimaan BBM yang disuplai ke Depo Plumpang dan Tanjung Priok adalah sebesar 491.485 KL.
Pada masa awal operasi, tempat penyimpanan BBM Plumpang berdiri di atas lahan seluas 48.352 hektare, dengan kapasitas tangki sebesar 60.000 KL. Pemerintah melakukan perluasan kapasitas menjadi 80.000 KL pada 1978 dan meningkat menjadi 200.000 KL pada 1987. Saat ini, kapasitas penyimpanan BBM di Depo Plumpang mencapai 324.535 KL.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan sebelum kejadian kebakaran di area Depo Plumpang pada Jumat, 3 Maret 2023 kemarin, penyaluran BBM rata-rata dari Depo Plumpang dalam satu bulan terakhir sebesar 17.799 KL per hari.
"Terdiri dari Biosolar, Pertamax, Pertalite, Pertamina Dex, Pertamax Turbo, dan Dexlite," kata Agung dalam siaran pers pada Kamis (9/3).
Dikepung Pemukiman
Agung juga menyampaikan bahwa zona penyangga di sekitar Depo Plumpang atau buffer zone juga telah ditetapkan. Hingga tahun 1987 buffer zone Depo Plumpang masih sangat aman, dengan lahan kosong yang luas di sekitarnya.
"Namun seiring berjalannya waktu dan hingga saat ini, area sekitar Depo Plumpang menjadi padat penduduk," ujar Agung.
Sejalan dengan membludaknya penduduk, maka risiko adanya kebakaran hebat semakin besar. Tahun 2009, depo mengalami kebakaran yang mengakibatkan satu orang petugas meninggal.
Meski demikian, penduduk sekitar tak juga pindah meski api nyaris merembet rumah mereka. Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan pasca kebakaran 2009 warga Tanah Merah tidak melakukan relokasi mandiri.
Menurutnya, hal yang sama dapat terulang saat ini jika pemerintah daerah tidak segera relokasi korban kebakaran tahun ini. Nirwono menilai pemerintah daerah harus mendapatkan kesepakatan warga terdampak kebakaran Depo Plumpang selambatnya tiga minggu setelah bencana kebakaran atau sebelum Ramadan 2023 dimulai.
"Dia pasti akan kembali ke tanah itu meskipun dia tahu itu bukan tanahnya. Orang yang tidak diberikan pilihan akan mengambil pilihan sendiri," ujar Nirwono kepada Katadata.co.id beberapa hari lalu.
Menyikapi terjadinya kejadian kebakaran di area terminal BBM Plumpang, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) sudah menurunkan tim dan untuk mulai melakukan investigasi ke lokasi kebakaran. ESDM juga meminta Pertamina untuk melakukan analisis risiko terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki.
Adapun stok BBM pasca insiden kebakaran di Depo Plumpang dinilai masih aman. Operasi penyaluran BBM untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya akan tetap dilayani melalui Depo Plumpang.
Sebagai antisipasi, penyaluran juga sudah dibantu dari terminal BBM terdekat yaitu Depo Tanjung Gerem, Depo Cikampek, dan Depo Ujung Berung. Pasokan BBM ke terminal BBM Plumpang juga diamankan melalui dukungan dari Kilang Cilacap dan Balongan yang disalurkan lewat laut.