Zona Megathrust Mentawai, Acap Memicu Gempa Bumi dan Tsunami
Sejarah Kegempaan di Zona Megathrust Mentawai
Rentetan gempa yang menerjang di sekitar Kepulauan Mentawai dan Nias bersumber dari pergerakan di zona megathrust Mentawai. Segmen yang terbentuk dari aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia itu menyimpan sejarah kebencanaan sejak ribuan tahun silam.
Gempa akibat zona megathrust Mentawai dini hari tadi bukan kejadian yang pertama. Pada 10 Februari 1797, terjadi gempa berkekuatan M 8,5 dan menyebabkan tsunami. Sebanyak 300 orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
"Sejarah gempa merusak ini sebetulnya di wilayah yang terjadi di pusat gempa saat ini (zona megathrust Mentawai), telah mengalami gempa-gempa sebelumnya kurang lebih 16 kali yang tercatat mulai 1797," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers BMKG secara daring pada 2022.
Salah satu dari kejadian gempa tersebut adalah gempa berkekuatan M 7,6 pada 30 September 2009. Gempa itu juga menyebabkan tsunami dan 1,1 ribu orang meninggal dunia.
Sejalan dengan itu, Daryono mengatakan gempa berkekuatan di atas M 6,0 seringkali terjadi di zona megathrust Mentawai sejak 2016 pada konferensi pers BMKG, Selasa (25/4). Karena itu, konsentrasi energi yang tersimpan di dalam zona tersebut telah berkurang.
Dia menambahkan, dengan banyaknya gempa yang sudah terjadi di zona megathrust Mentawai, maka potensi terjadi gempa dengan kekuatan besar seperti pada 1797 relatif kecil. “Tetapi, untuk menghitung secara absolut itu tidak mudah dan tidak bisa dihitung dengan nilai yang pasti,” kata Daryono.
Paska berakhirnya peringatan dini tsunami untuk gempa Mentawai, Dwikorita meminta masyarakat tetap waspada. "Saat ini yang dikhawatirkan bukan lagi tsunami, namun masih ada kemungkinan gempa susulan yang semakin lemah," kata dia.