Daftar Dividen Emiten BUMN, Mana yang Paling Cuan?
Sejumlah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengumumkan penggunaan laba tahun buku 2023. Sebagian memutuskan untuk membagikan sebagian besar labanya untuk dividen, tetapi ada pula yang absen membayarkan dividen.
Dari emiten pelat merah yang sudah mengumumkan pembayaraan dividen, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membayarkan dividen paling besar mencapai Rp 48,10 triliun, atau sebesar 80% dari perolehan laba bersih. Lalu bagaimana dengan emiten BUMN lainnya?
Dividen Bank Mandiri
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar 60% atau sejumlah Rp 33,03 triliun atau sebesar 60% dari total laba bersih konsolidasian 2023 perseroan yakni Rp 55,06 triliun.
Nilai dividen yang dibagikan oleh Bank Mandiri setara dengan harga Rp 353,95 per saham. Pembagian dividen ini telah mendapatkan restu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST 2023 pada Kamis (7/3).
Dividen BRI
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyetujui untuk membagikan dividen Rp 48,10 triliun. Angka ini sama dengan dividen per saham sebesar Rp 319, setara dividend payout ratio sekitar 80,04% dari laba . Dividen yang dibagikan BRI tersebut tercatat naik 10,59% dibandingkan dengan nominal yang dibayarkan pada 2023 senilai Rp 43,49 triliun.
Dividen BSI
Anak usaha Bank Mandiri ini belum memutuskan pembagian dividen untuk tahun buku 2023. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST baru akan digelar pada 17 Mei 2024 pukul 14.00 WIB di Aryanusa Ballroom Menara Danareksa Lt.2, Jalan Medan Merdeka Selatan No.14, Jakarta Pusat.
Meski demikian, berdasarkan kabar yang beredar, kebijakan internal BSI menetapkan rasio dividen sebesar 25%. Sehingga jika diakumulasikan dari laba bersih 2023 yaitu Rp 5,7 triliun, dividen yang akan diberikan perusahaan pelat merah ini Rp 1,42 triliun.
Group Head Corporate Secretary & Communication BSI Gunawan Arif Hartoyo mengaku belum bisa memberikan kisi-kisi persenan dividen yang akan dibagikan untuk tahun buku 2023. Dirinya juga belum dapat membagikan informasi terkait jadwal dividen perusahaan yang sekiranya akan dilaksanakan pada semester I 2024
Dividen BNI
Bank Negara Indonesia menetapkan nilai dividen senilai Rp 10,45 triliun atau setara Rp 289,49 per saham. Rasio pembayaran dividen mencapai sekitar 50% dari laba tahun 2023.
Keputusan tersebut menunjukkan adanya peningkatan dividen sebesar 42,76% dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan pada Maret 2023 yang mencapai Rp 7,32 triliun. Adapun sebanyak Rp 6,27 triliun akan mengalir ke kas negara.
Dividen BTN
BTN menyepakati untuk mendistribusikan dividen sebesar Rp 700,19 miliar. Direktur Utama BTN, Nixon L.P Napitupulu mengatakan jumlah ini setara dengan dividen per saham sebesar Rp 49 dengan rasio pembayaran dividen mencapai sekitar 20% dari laba tahun buku 2023 yakni sebesar Rp 3,5 triliun.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P Napitupulu sebelumnya mengatakan jumlah ini setara dengan dividen per saham sebesar Rp 49 dengan rasio pembayaran dividen mencapai sekitar 20% dari laba tahun buku 2023 yakni sebesar Rp 3,5 triliun.
Nilai dividen yang dibagikan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan pada Maret 2023 untuk tahun buku 2022 senilai Rp 609 miliar.
Dividen PTBA
PTBA menetapkan pembagikan dividen tunai Rp 4,57 triliun atau setara 75% laba bersih perusahaan sepanjang 2023 yang mencapai Rp 6,1 triliun.
Pembagian dividen ini telah mendapatkan kesepakatan dari rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (8/5). Sisanya, sebesar 25% atau sebesar Rp 1,52 triliun sigunakan sebagai laba ditahan. Adapun pada tahun sebelumnya, PTBA membayarkan dividen sebesar 100% dari laba bersih tahun buku 2022.
Direktur Utama PTB Arsal Ismail beralasan perusahaan akan melakukan pengembangan bisnis. Arsal mengharapkan laba ditahan yang masuk ke dalam kas internal bisa mendukung pengembangan bisnis perusahaan. Alhasil, belanja modal atau capital expenditure minimal sebesar 25% dapat dipenuhi dari kas internal.
"Kami harapkan perusahaan bisa menumbuhkan pendapatan yang positif di tahun-tahun ke depan," kata Arsal, Rabu (8/5).
Dividen ANTAM
Antam membagikan dividen sebesar Rp 3,07 triliun atau 100% dari laba bersih tahun buku 2023. Besaran ini telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Rabu (8/5) di Jakarta.
Melihat rekam jejaknya jumlah dividen yang dibagikan dividen lebih besar jika dibandingkan dividen tahun lalu yakni Rp 1,91 triliun.
Dividen JSMR
Para pemegang saham JSMR menyetujui perusahaan membayar dividen sebesar Rp 274,8 miliar, atau 4% dari laba bersih yang diatribusikan ke induk sebesar Rp 6,79 triliun.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Jasa Marga Pramitha Wulanjani mengatakan, 96% sisanya akan digunakan sebagai laba ditahan untuk menjaga likuiditas perusahaan. Dia beralasan Jasa Marga mempertimbangkan adanya ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik.
"Laba ditahan juga akan digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan Jasa Marga di tengah suku bunga tinggi," kata Pramitha dalam Konferensi Pers virtual Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2023, Rab (8/5).
Dividen Pertamina Geothermal Energy
PGEO belum menetapkan besaran dividen untuk tahun buku 2023. Namun Pertamina Geothermal Energy memberi sinyal bakal meningkatkan rasio pembagian dividen dari perolehan laba pada tahun buku 2023.
Direktur Keuangan Pertamina Pertamina Geothermal Energy, Yurizki Rio menyatakan PGE sebelumnya telah membagikan dua kali pembagian dividen. Tepatnya sebelum dan sesudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
BUMN Karya hingga Timah Tak Bagikan Dividen
Di sisi lain, emiten BUMN Karya kompak absen untuk bagikan dividen tahun ini. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau biasa disapa Tiko mengatakan, penyehatan keuangan seluruh BUMN karya menjadi faktor emiten BUMN karya untuk tidak setor dividen.
“Kami tidak bagikan dividen tahun ini dari BUMN karya sebab sedang penyehatan, jadi tidak ada dividen dulu," kata Tiko, Senin (6/5).
Misalnya saja seperti PT PP Tbk (PTPP) yang memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2023 yang telah diputuskan dalam rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (24/4). Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Agus Purbianto menjelaskan perusahaan ingin memperkuat struktur permodalan.
"Selain itu tren suku bunga sedang naik lalu ada perekonomian global masih tidak pasti. Oleh karena itu perusahaan tidak membagikan dividen," kata Agus dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (24/4).
Selain BUMN karya, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan tidak membagikan dividen tahun buku 2023 untuk para pemegang saham.
Direktur Utama Timah, Ahmad Dani Virsal sebelumnya menyampaikan perusahaan milik negara biasanya tidak membagikan dividen saat kinerja keuangannya merugi. Selain itu, saat ini perusahaan tengah fokus pada upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mencapai target produksi.
Selain itu di sektor Farmasi, belum ada sinyal untuk melakukan pembagian dividen. Dari rekam jejaknya, emiten sektor farmasi seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) absen membagikan dividen di tahun sebelumnya.