Menlu Retno Undang Myanmar Hadiri KTT ASEAN, Upayakan Akhiri Konflik
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melayangkan undangan kepada pemerintah Myanmar untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-42. Secara rinci, Menlu Retno mengundang perwakilan Myanmar yang bukan berasal dari kalangan politik.
Menurut Retno pertemuan KTT ASEAN ke-42 dibagi menjadi dua bentuk. Pertemuan berbentuk pleno dan retret. Retno menyampaikan pembahasan terkait isu di Myanmar akan dibahas dalam pertemuan retret.
"Retret itu akan dibahas implementasi five point consensus," kata Retno di Kantor Presiden, Kamis (27/4).
Five point consensus atau 5-PC adalah mekanisme utama ASEAN dalam membantu krisis politik di Myanmar. Kelima kesepakatan yang dimaksud adalah segera menghentikan kekerasan, membuka dialog dengan semua pemangku kepentingan, dan menunjuk utusan khusus.
Kesepakatan ASEAN juga mengizinkan bantuan kemanusiaan dan mengizinkan kunjungan utusan khusus ASEAN ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak. Retno menilai poin kelima atau engagement menjadi point penting dalam 5-PC.
Retno mengatakan telah membuka engagement seluas mungkin, termasuk dengan pihak junta Myanmar. Menurut Retno berbagai upaya akan diusahakan untuk menghentikan konflik.
"Situasinya memang sangat tidak mudah. Kami akan coba terus. Masalah Myanmar ini akan dibahas," kata Retno.
Akan tetapi, Retno menyampaikan prioritas utama ASEAN adalah pembangunan komunitas ASEAN. Pasalnya, hal tersebut merupakan perhatian utama mayoritas masyarakat di negara anggota ASEAN.
"Ini yang harus dijawab oleh para pemimpin ASEAN," kata Retno.
Sebelumnya, Retno pesimistis penyelesaian krisis politik di Myanmar akan rampung saat Indonesia memimpin Asean. Namun pemerintah menegaskan krisis politik tersebut tidak akan menyandera pembangunan komunitas Asean.
Retno mengapresiasi usaha pemerintah Brunei Darussalam dan Kamboja dalam penyelesaian konflik di Myanmar. Akan tetapi, tidak adanya komitmen junta di Myanmar membuat tidak ada kemajuan yang signifikan selama dua tahun terakhir.
Retno berpendapat dialog nasional yang inklusif menjadi kunci dalam penyelesaian masalah di Myanmar. Akan tetapi, dialog memerlukan situasi yang kondusif, kekerasan dihentikan, serta adanya bantuan kemanusiaan kepada masyarakat.
Meski pesimis, Indonesia akan melakukan beberapa upaya untuk menyelesaikan konflik Myanmar. Salah satunya adalah komunikasi dengan Sekretariat Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara lainnya.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData