Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tekan Karbon Hingga 35% per mil Penumpang
Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan menjadi moda transportasi yang ramah lingkungan karena operasional akan menggunakan sumber daya listrik. Studi menyebut kereta listrik menekan karbon per mil penumpang hingga 35% dibanding kereta diesel.
Dengan sumber energi listrik, KCJB dapat turut serta menekan emisi CO2 karena penggunaan bahan bakar dari energi yang lebih bersih. Harapannya penggunaan energi listrik pada layanan KCJB mampu mengurangi emisi karbon di wilayah yang dilalui, dari Jakarta hingga Bandung.
"KCJB turut serta dalam kelestarian lingkungan melalui penggunaan energi listrik dalam operasionalnya. Pasalnya, polusi yang dihasilkan dari kereta api dengan bahan bakar listrik adalah nol atau tidak ada sama sekali jika dibandingkan dengan kereta api bertenaga diesel," ujar General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Rahadian Ratry.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Departement for Transport Britania Raya (DfT), karbon per mil penumpang dari kereta listrik lebih rendah hingga 35% dibandingkan kereta diesel.
Ini merupakan salah satu bukti dan manfaat KCJB di Indonesia yang sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Konferensi G20. Dalam dialog tersebut Indonesia berkomitmen dan turut berkontribusi menangani perubahan iklim serta mengelola lingkungan secara berkelanjutan.
Untuk mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, stasiun, dan seluruh peralatan di trase KCJB dari Halim hingga Tegalluar, butuh kekuatan hingga 246,3 MVA. Untuk tenaga listrik KCJB akan disalurkan melalui jaringan Listrik Aliran Atas atau Overhead Catenary System (OCS).
Jelang pengoperasian KCJB (ditargetkan pada pertengahan Agustus 2023), pemasangan OCS hampir selesai. Progres pemasangan OCS dari Stasiun KA Cepat Halim hingga Stasiun KA Cepat Tegalluar sudah di atas 80%.
Bahkan untuk ruas Padalarang hingga Stasiun Tegalluar pemasangan OCS telah mencapai 100%.
KCIC akan terus mengawal jalannya pemasangan OCS agar sesuai dengan standar keselamatan dan keamanan serta terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholder. Tujuannya agar KCJB dapat segera dioperasikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
“Saat ini KCIC bersama seluruh kontraktor sedang melakukan percepatan pemasangan OCS di beberapa stasiun, depo, dan ruas tertentu. Ini adalah komitmen kami untuk bergegas menyelesaikan to do list yang masih ada jelang operasional KCJB.” tutup Rahadian.
Sebelumnya, pada minggu lalu KCIC melakukan fine adjustment untuk memastikan tidak ada gelombang pada rel KCJB. Rel harus benar-benar lurus dan rata agar saat KCJB melaju dalam kecepatan 350km/jam, penumpang tidak merasakan guncangan.