NATO - Turki Bahas Pemberontakan Wagner, Rusia Cabut Pembatasan Jalan
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg melakukan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai pemberontakan Wagner di Rusia pada Minggu (25/6). Direktorat Komunikasi Turki melalui pernyataan resmi mengatakan penyelesaian pemberontakan sekaligus menjadi jalan baru dalam mengakhiri ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
“Selama pembicaraan ditunjukkan bahwa berakhirnya ketegangan di Rusia akan mencegah terjadinya tragedi kemanusiaan yang tidak dapat dibatalkan di wilayah Ukraina," kata pernyataan tersebut seperti dikutip Senin, (26/6).
Dalam pembicaraan itu Erdogan berharap perkembangan terakhir di Rusia akan menjadi tonggak sejarah baru menuju perdamaian yang adil di Ukraina. Meski begitu ia tak spesifik menyatakan sikap atas aksi Rusia. .
Sementara itu, seiring dengan membaiknya situasi keamanan di dalam negeri, Badan Transportasi Jalan Federal Rusia (Rosavtodor) mengumumkan pencabutan pembatasan lalu lintas yang sebelumnya sempat diberlakukan. “Pembatasan telah dicabut,” demikian diumumkan Rosavtodor seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS.
Sebelumnya, pada Jumat )23/6) kelompok paramiliter Wagner menuduh pasukan Rusia menyerang para pejuangnya. Kelompok tersebut kemudian menyeberang dari Ukraina ke kota Rostov-on-Don, Rusia.
Akibat tindakan itu, Dinas Keamanan Federal di Rusia menggugat pidana Wagner atas tuduhan pemberontakan bersenjata. Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pemberontakan Wagner sebagai tindakan pengkhianatan.
Pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin kemudian mengemukakan bahwa pejuangnya memutuskan kembali guna menghindari pertumpahan darah ketika berjarak 200 kilometer dari Moskow. Sedangkan Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan pemimpin Wagner atas persetujuan Putin, dan Prigozhin menerima kesepakatan de-eskalasi.