Kunjungi Australia, Jokowi Temui PM Albanese dan Harimau Sumatra
Presiden Joko Widodo dijadwalkan mengunjungi sejumlah lokasi di Australia pada hari ini, Selasa (4/7). Agenda Jokowi tersebut antara lain Annual Leaders Meeting dengan Perdana Menteri atau PM Australia Anthony Albanese.
Agenda pertama Jokowi hari ini adalah bertemu dengan CEO beberapa perusahaan di Australia. Adapun, fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah investasi mereka di Indonesia.
Presiden kemudian akan melakukan pertemuan singkat dengan Gubernur Jenderal Australia, David Hurley. Seperti diketahui, Gubernur Jenderal adalah perwakilan dari penguasa monarki, dalam hal ini perwakilan kerajaan Inggris. Adapun, Hurley menjabat sebagai Gubernur Jenderal Australia sejak 2019.
"Presiden akan melakukan pertemuan singkat dengan Gubernur Jenderal Australia. Rangkaian kunjungan kenegaraan tersebut diakhiri dengan jamuan santap siang kenegaraan bersama," seperti tertulis dalam keterangan resmi, Selasa (4/7).
Secara rinci, Jokowi akan mengunjungi Admiralty House untuk bertemu Hurley. Jokowi direncanakan mengikuti serangkaian upacara penyambutan kenegaraan oleh Hurley.
Setelah itu, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Jokowi akan menemui Albanese di Taronga Center, Sidney.
Agenda pertemuan Jokowi dan Albanese adalah Annual Leaders Meeting. Setelahnya, Jokowi dan Albanese dijadwalkan mengunjungi Sumatran Village di Taronga Zoo untuk melihat Harimau Sumatra.
"Kegiatan pada hari kedua akan ditutup dengan jamuan makan malam antara Presiden Jokowi dan PM Albanese," seperti tertulis dalam keterangan resmi.
Perdagangan dan Investasi Australia Melonjak
Kemarin Senin (3/7), Jokowi menjelaskan pertimbangan kunjungan ke Australia adalah lonjakan perdagangan dan investasi yang cukup drastis dari Negeri Kangguru ke Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, total realisasi investasi dari Australia tumbuh 169% secara tahunan pada 2022 menjadi US$ 524.4 juta atau Rp 7,86 triliun (kurs Rp 15.000). Pada kuartal I-2023, investasi dari Australia melonjak 234,2% secara tahunan menjadi US$ 156,55 juta atau Rp 2,34 triliun.
Dalam catatan Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Australia tumbuh 14,3% secara tahunan pada 2022 menjadi US$ 13,33 miliar atau Rp 199,9 triliun. Namun neraca perdagangan Indonesia dengan Australia masih di zona merah senilai US$ 6,39 miliar atau Rp 95,9 triliun.