Ridwan Kamil: Digitalisasi Ciptakan Peluang Ekonomi Baru di Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan optimismenya ihwal digitalisasi yang mampu menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Pelbagai upaya transformasi digital pemerintah Jawa Barat pun berhasil mendorong peningkatan kesejahteraan warga.
Dalam wawancara khusus dengan Katadata belum lama ini, Ridwan Kamil menyatakan, semenjak pandemi Covid-19 merebak, laju digitalisasi di sektor ekonomi kian terakselerasi. Itu berdampak terhadap penciptaan lapangan kerja baru terutama bagi generasi muda.
Menurut pria yang akrab disapa Kang Emil ini, tak sedikit anak muda yang menganggap bahwa untuk menjadi mengejar kesuksesan mesti hijrah ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Padahal, dengan tren digitalisasi saat ini, bisnis pun telah mengalami perubahan. Setiap orang dapat membuka usaha, dan memasarkan produknya ke berbagai daerah tanpa hambatan geografis.
Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat meluncurkan program Petani Milenial. Melalui program tersebut, para anak muda diberikan pelatihan untuk mengadopsi teknologi dalam menjalankan usaha di sektor pertanian, mulai dari aktivitas produksi sampai pemasaran.
“Terbukti mereka bisa. Pendapatannya juga bisa setara dengan (pekerja di) kota,” kata Kang Emil.
Ia menambahkan, akses terhadap digitalisasi menjadi kunci dalam mendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Selain itu, pemahaman mengenai model bisnis digital juga menjadi penting.
Tak hanya petani, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat pula memanfaatkan teknologi digital untuk menunjang usahanya. “Digitalisasi ini juga menciptakan profesi baru yang menjadi idaman sekarang. Namanya content creator,” katanya.
Pemprov Jawa Barat juga berupaya mendorong proses digitalisasi terjadi secara inklusif. Hal ini menjadi penting agar transformasi digital dapat dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat.
Melalui program Desa Digital, umpamanya, Kang Emil berupaya menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat.
“Di 2018, desa miskin kami jumlahnya sekitar 1.000. Sekarang nol. Karena kami latih ekonomi baru, kita bawa anak-anak muda ke sana (ekonomi digital),” ujar mantan Wali Kota Bandung ini.
Perbaikan Birokrasi
Tak hanya di sektor ekonomi, digitalisasi juga menyambar pelbagai sektor lain seperti pemerintahan. Sebagai bagian dari upaya memberikan pelayanan publik yang efisien, maka Pemprov Jabar pun berkhidmat pada penggunaan teknologi. Salah satunya melalui inovasi Jabar Digital Service (JDS).
Di bawah pengelolaan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, JDS merupakan inisiatif yang mengintegrasikan beragam layanan publik berbasis aplikasi, seperti Sapawarga, Ekosistem Data Jabar, Dashboard Jabar, dan Desa Digital.
Menurut Ridwan Kamil, layanan tersebut dapat terbentuk dari kolaborasi lintas pihak, yakni pegawai negeri sipil (PNS) dan para anak-anak muda Jawa Barat.
“Jadi Jabar Digital Service adalah salah satu legacy saya dalam dunia digital yang paling juara. Karena semua urusan diatur menjadi satu,” ujarnya.
Ada pula inovasi portal Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar). Layanan tersebut muncul sebagai respons untuk mengintegrasikan data penanganan pandemi.
Pada perkembangannya, Pikobar bahkan mampu menyabet penghargaan dari United Nations Development Programme (UNDP). “Kami diapresiasi sebagai salah satu provinsi yang paling solid, terintegrasi dalam menangani manajemen Covid-19,” kata Kang Emil.
Di atas itu semua, menurut Kang Emil, pengelolaan birokrasi saat ini memang mesti berbasis ekosistem digital. Sebab, digitalisasi telah menjadi budaya, dan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan.
Maka, untuk membangun birokrasi yang efisien, diperlukan terobosan berupa inovasi, dan kolaborasi dengan pelbagai pihak. Pun begitu, data juga menjadi penting untuk mendukung pelbagai kebijakan pembangunan.
“Tugas pemimpin itu adalah mengambil keputusan. Keputusan itu datang kalau ada datanya yang baik. Makanya saya lahirkan sebuah slogan good data, good decision,” ujarnya.