Asmindo Optimistis Pameran Mebel IFFINA Dongkrak Cadangan Devisa
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia atau Asmindo kembali menggelar Indonesian Furniture Industry And Handicraft Association (IFFINA) 2023. Ketua Indonesian Furniture Industry And Handicraft Association (IFFINA) Tahun 2023, Anne Patricia Susanto berharap pameran yang sempat vakum selama 6 tahun ini dapat memberi sumbangsih pada peningkatan cadangan devisa,
Anne mengatakan asosiasi berharap pelaksanaan IFFINA bisa mendongkrak cadangan devisa hingga 20% pada 2024. Untuk 2023 pameran telah dilaksanakan di ICE BSD seluas 6 hall sejak 14-17 September 2023. Menurut Anne terdapat lima kategori produk yang ditampilkan yaitu furniture, craft, project design, homeware and home fabric, serta decorative & gift.
Menurut Anne pelaksanaan IFFINA 2023 ini diyakini memiliki potensi besar untuk mendorong PDB Tanah Air. Dia menyebutkan saat ini pasar mebel dan furnitur yang bisa digarap baik di level domestik dan ASEAN mencapai US$ 175 miliar. Namun menurut Anne pada 2022 pangsa pasar yang tergarap oleh industri mebel Tanah Air baru di kisaran US$ 2,8 miliar.
“Potensinya masih ada. Masih ada pasar tradisional di Arab, Afrika, dan India yang menyukai produk Indonesia. Itu yang harus kami raih,” kata Anne kepada Katadata.co.id usai penandatanganan nota kesepahaman UKM Merdeka antara Asmindo dengan 8 institusi di ICE BSD, Banten, Minggu (17/9).
Anne menjelaskan, meski saat ini terdapat ketidakpastian global ia tetap optimistis dengan industri mebel Indonesia dan bisa mencatatkan pertumbuhan pada 2024. Keyakinan tersebut didorong oleh kemampuan industri mebel Tanah Air dalam menghasilkan produk yang berkualitas sehingga bisa bersaing dalam pasar global.
“Kami harus yakin memiliki kemampuan dalam menghasilkan furniture yang berkualitas. Kami harus meyakini, dunia bisa melihat Indonesia menjadi one stop shopping. Saya rasa setiap negara memiliki kelebihan, kalau kami khawatir kami tidak bisa maju,” kata Anne.
Senada dengan Anne, Ketua Asmindo Dedy Rochimat mengatakan melalui acara IFFINA ekspor mebel Indonesia dapat meningkat walaupun adanya ketidakpastian global. Ia menjelaskan hingga Juni 2023 lalu, Asmindo mencatat ekspor mebel Indonesia hanya mencapai US$ 1,1 miliar. Sedangkan hingga akhir 2022 ekspor mebel tercatat mencapai US$ 2,81 miliar.
“Dari global tentu sangat terpengaruh tapi kemarin ada satu stand yang ordernya sudah mencapai Rp 11 miliar dan itu sangat luar biasa, “ kata Dedy kepada Katadata.co.id.
Mengutip data Katadata, dalam enam tahun terakhir, sumbangan industri mebel dan kerajinan terhadap produk domestik bruto Indonesia mengalami peningkatan. Pada 2020 sumbangan industri mebel berada di angka Rp 27,17 triliun naik menjadi Rp 29 triliun pada 2021 san Rp 28 triliun pada 2022.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan monetisasi usaha mebel nasional pada tahun lalu mencapai US$ 2,8 miliar. Jumlah ini setara dengan Rp 42,9 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.350 per dolar AS.
Capaian ini jauh dari nilai pasar mebel dunia sebesar US$ 766 miliar. Selain itu, posisi pasar mebel Indonesia berada di posisi 17 dunia, di bawa negara-negara tetangga.
"Di bawah Vietnam yang peringkat dua dan di bawah Malaysia yang peringkat 12," kata mantan pengusaha mebel tersebut.
Jokowi juga menyoroti belanja mebel atau furnitur sektor pemerintah dan BUMN yang masih dikuasai oleh produk impor. Presiden menyebut, belanja untuk pengadaan mebel untuk pemerintah dan BUMN mencapai Rp 17 triliun pada 2023.