Top News: 9 Mobil Mewah di Bea Cukai Soetta, Nasib Hilirisasi Nikel

Aryo Widhy Wicaksono
7 Mei 2024, 05:35
Gedung Bea Cukai
Bea Cukai
Gedung Bea Cukai
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kantor Bea Cukai kembali mendapatkan sorotan publik, setelah pengusaha asal Malaysia, Kenneth Koh Kiek Lun, mengadukan Bea Cukai Soekarno-Hatta ke Kejaksaan Agung.

Kenneth menduga petugas Bea Cukai menyalahgunakan wewenang mereka, berkaitan dengan impor sementara sembilan unit mobil mewah untuk pameran.

Persoalannya, Prestige Image Motorcars selaku pelaksana impor, tidak dapat mengirimkan kembali sembilan mobil tersebut ke Malaysia, setelah menyerahkannya ke Bea Cukai Soekarno-Hatta pada 17 Maret 2022.

Kronologi penahanan sembilan mobil mewah oleh Bea Cukai Soekarno-Hatta menjadi salah satu artikel terpopuler. Selain itu, ketahui juga bagaimana ratusan karyawan Indofarma menggelar unjuk rasa, serta bagaimana nasib proyek hilirisasi setelah dunia beralih ke LFP.

Berikut Top News Katadata.co.id:

1. Kronologi 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia yang Ditahan Bea Cukai

Pengusaha asal Malaysia, Kenneth Koh Kiek Lun melaporkan Bea Cukai Soekarno-Hatta ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan wewenang. Laporan tersebut telah disampaikan kepada pihak Kejaksaan Agung pada 17 April 2024 lalu.

Kuasa Hukum Kenneth, Otto Cornelis Kaligus menjelaskan kronologi permasalah itu dimulai pada tahun 2019 sampai dengan 2020.

"Klien kami melakukan temporary import atau impor sementara untuk sembilan unit mobil mewah untuk keperluan pameran yang dilaksanakan oleh Prestige Image Motorcars yang diwakili oleh Rudy Salim dan Andi," kata OC Kaligis dalam keterangan resmi dikutip Senin (6/5).

Menurut Kaligis, mobil tersebut telah dilaporkan impor sementara disertai dengan dokumen-dokumen A.T.A Carnet pendukung sebagai identitas mobil mewah dan harus re export atau diekspor kembali dari Indonesia ke Malaysia sesuai waktu yang ditentukan setelah pameran selesai.

2. Ratusan Karyawan Indofarma Demo, Desak Ingin Temui Erick Thohir

Ratusan karyawan PT Indofarma Tbk (INAF) melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Senin (6/5).

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, para demonstran memaksa ingin bertemu dengan Menteri BUMN, Erick Thohir. Tak hanya itu, mereka juga meminta agar petinggi perusahaan menyelesaikan sederet masalah yang dihadapi Indofarma.

“Kita tidak akan meninggalkan Gedung BUMN sebelum bertemu Erick Thohir. Pak polisi bukakan pagar!,” tegas suara lantang perempuan yang tengah orasi di atas mobil komando.

Koordinator Lapangan PT Indofarma Global Medika, Saiful mengatakan sebanyak 300 orang dikerahkan untuk mengerubungi Jalan Merdeka Selatan sejak pukul 08.00 pagi.

Awalnya, mereka ingin berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, tetapi kepolisian memberhentikan mereka di area Patung Kuda. Kemudian pada pukul 11.00 WIB, aksi demonstrasi pindah ke Gedung Kementerian BUMN.

Saiful menegaskan tidak ada seorang pun karyawan di Indofarma yang pernah melakukan orasi sebab mayoritas karyawan memiliki latar belakang pendidikan teknik dan farmasi.

Orasi dan turunnya karyawan Indofarma ke jalan hari ini terpaksa dilakukan demi mendapatkan kepastian terkait hak upah dan penyelesaian perusahaan mereka.

3. Alasan Vietnam dan Malaysia Lebih Menarik di Mata Apple, Microsoft

Investasi Apple di Indonesia lebih kecil dari Vietnam. Penanaman modal Microsoft di Tanah Air juga lebih kecil dari Malaysia. Bagaimana tanggapan Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo?

Microsoft berinvestasi US$ 2,2 miliar atau Rp 35,4 triliun (kurs Rp 16.091 per US$) di Malaysia. Investasi di Indonesia US$ 1,7 miliar atau Rp 27,6 triliun.

Sementara itu, total investasi Apple di Vietnam 400 triliun dong atau sekitar Rp 256,5 triliun sejak 2019 atau jauh lebih tinggi ketimbang Indonesia Rp 1,6 triliun.

Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria mengatakan, besaran investasi Apple dan Microsoft tergantung pada kemampuan atau tingkat adopsi di masing-masing negara. Ia mencontohkan, adopsi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

4. Dunia Mulai Beralih ke LFP, Bagaimana Nasib Proyek Hilirisasi Nikel?

Yayasan Indonesia Cerah mengatakan beberapa perusahaan otomotif global kini beralih ke lithium ferro phosphate (LFP) untuk kendaraan listriknya.

Mereka menilai tren ini akan menghambat proyek hilirisasi nikel yang dilakukan Pemerintah Indonnesia sejak Januari 2020 lalu.

Indonesia melarang ekspor bijih nikel mentah pada 2020 untuk mendorong hilirisasi industri nikel, termasuk sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Larangan ekspor ini memicu protes dari Uni Eropa. Banyak negara dan perusahaan multinasional kemudian mulai mencari alternatif pengganti baterai nikel.

“Beberapa perusahaan otomotif, alih-alih menggunakan nickel cobalt aluminium (NCA) dan nickel manganese cobalt (NMC), sebagian beralih ke LFP untuk kendaraan listriknya,” tulis laporan Indonesia Cerah yang berjudul “Hilirasasi Nikel, Sudahkah Sejalan dengan Transisi Energi?”, dikutip Senin (6/5).

Dalam laporannya, Indonesia Cerah menyebutkan Tesla, Inc. yang merupakan perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, sejak 2020 mengumumkan menggunakan baterai LFP untuk produksi kendaraan model ketiga mereka di Tiongkok.

Sementara itu, perusahaan mobil ternama Jepang, Nissan Motor, berencana memproduksi baterai LFP karena pertimbangan biaya yang 20–30% lebih ekonomis dibandingkan dengan baterai NMC.

5. Erick Thohir Tepis Kabar Abu Dhabi Islamic Bank Bakal Masuk ke BRIS

Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir menepis kabar yang menyebutkan Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) akan membeli saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

Erick menyatakan saat ini Kementerian BUMN masih mencari investor strategis untuk bank syariah pelat merah tersebut. Oleh karena itu, belum lama ini Erick melakukan roadshow untuk mengupayakan rencana masuknya investor strategis dari Timur Tengah.

“Itu belum benar berita ADIB mau beli saham BSI,” kata Erick di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (5/5).

Sebelumnya, Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) senilai sekitar US$ 1,1 miliar.

Nilai pembelian saham tersebut setara dengan Rp 17,98 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.350 per dolar Amerika Serikat.

Menurut laporan Reuters, Abu Dhabi Islamic Bank mempertimbangkan opsi untuk mengakuisisi 15% saham Bank Syariah Indonesia dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Namun, ADIB tidak berkomentar apapun terkait dengan hal ini. BRIS juga tidak konfirmasi atas informasi tersebut.

 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...