Pemerintah Gelontorkan Rp 56,5 T untuk Tekan Laju Inflasi Pangan

Muhamad Fajar Riyandanu
14 Juni 2024, 15:24
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan arahan saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6/2024). Dalam Rakornas pengendalian inflasi yang bertemakan Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan arahan saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6/2024). Dalam Rakornas pengendalian inflasi yang bertemakan Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga itu Presiden Joko Widodo mengatakan inflasi Indonesia pada Mei 2024 berada di angka 2,84 persen dan merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Button AI Summarize

Pemerintah telah menyalurkan dukungan fiskal sebesar Rp 56,5 triliun untuk menekan laju inflasi, hingga 31 Mei. Besaran tersebut terbagi dalam bentuk dukungan fiskal pemerintah pusat Rp 39 triliun atau 29 persen dari pagu Rp 124,16 triliun.

Selain itu, dukungan dukungan fiskal kepada pemerintah daerah yang terealisasi sebesar Rp 13,56 triliun atau 14,6 persen dari pagu Rp 92,87 triliun. "Pemerintah dari sisi fiskal memberikan dukungan anggaran," kata Airlangga dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2024 di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat (14/6).

Airlangga menguraikan sejumlah strategi yang ditekankan pemerintah untuk menjaga laju inflasi domestik terjaga. Di antaranya menjaga keseimbangan pasokan domestik dan stabilitas pangan di daerah.

Selain itu, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga berupaya untuk mengaja stabilitas neraca pangan. "Dengan neraca pangan, stabilisasi harga bisa lebih termonitor di daerah," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kinerja Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah yang telah menahan laju inflasi nasional di angka 2,84 persen dan pertumbuhan ekonomi di angka 5,11 persen pada Mei lalu.

Jokowi juga menyebut tren inflasi selama 10 tahun terakhir cenderung membaik. Mengutip catatan Bank Indonesia (BI), tren inflasi aktual dalam lima tahun bergerak fluktuatif. Laju inflasi tertinggi tercatat terjadi pada 2022 di angka 5,51 persen, melebihi target tahunan di level 3 plus minus 1 persen. Pada tahun berikutnya, inflasi aktual turun ke 2,61 persen, masih lebih tinggi dari target 3 plus minus 1 persen.

"Kalau kita ingat di tahun 9-10 tahun yang lalu, inflasi kita masih berada di angka 9,6 persen, dan atas usaha keras kita sekarang berada di angka 2,84 persen. Ini merupakan salah satu capaian yang terbaik di dunia," kata Jokowi.

Kepala Bapanas Arief Prasetya Adi mengatakan bahwa pihaknya selalu menyiapkan rancangan neraca pangan untuk mengetahui besaran kebutuhan dan produksi pangan dari tiap-tiap daerah. "Bapanas bersama Bulog dan BUMN siapkan cadangan pangan pemerintah yang dijaga di atas 1 juta ton," kata Arief.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...