Minggu Pagi, Kualitas Udara Jakarta Nomor 3 Terburuk di Dunia
Kualitas udara Jakarta pada hari ini, Minggu (23/6), berada di posisi nomor tiga terburuk di dunia. Angkanya mencapai 164 dan masuk dalam kategori tidak sehat.
Berdasarkan data laman resmi IQAir yang dipantau pukul 05.40 WIB, angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 74 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut setara 14,8 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut mencatat kualitas udara Jakarta berada di bawah Beijing (Cina) dan Kinshasa (Kongo).
Masyarakat direkomendasikan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta menyalakan penyaring udara.
Selain Jakarta, IQAir juga mencatat sejumlah kota besar lain di Indonesia masuk dalam kategori tidak sehat, yaitu Tangerang Selatan (Banten) di angka 194, Medan (Sumatera Utara) 142, dan Bandung (Jawa Barat) 110.
Data Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta menunjukkan dari lima titik pemantauan hanya satu yang masuk kategori sedang, empat di antaranya tidak sehat.
Kelima titik itu adalah wilayah Kelapa Gading di angka 115, Kebon Jeruk 106, Lubang Buaya 105, Jagakarsa 101 dan Bundaran HI 95.
Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.
Untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Modifikasi Cuaca Jakarta
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memodifikasi cuaca Jakarta.
“Seiring dengan kondisi udara Jakarta yang sedang memburuk beberapa waktu terakhir," ucap Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.
Wilayah Jakarta dan sekitarnya, kata Isnawa, pernah melakukan teknologi modifikasi cuaca atau TMC untuk mengatasi kondisi cuaca ekstrem dan polusi udara.
"Seperti pada akhir 2022, kami berkoordinasi dengan tim gabungan TMC yang terdiri dari BMKG, BRIN, BNPB dan TNI AU melakukan penyemaian garam di kawasan Jakarta," kata dia.