6 Investor Antre Bangun Pusat Data, Targetkan Koneksi Lintas Negara
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkap, ada 6 investor baru yang mengantre untuk berinvestasi membangun pusat data (data center) di Indonesia. Pembangunan proyek akan dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Susiwijono mengatakan para investor tersebut berasal dari negara-negara maju, seperti China, Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Namun, dia belum mengetahui total nilai investasi yang ditawarkan.
“Jadi memang data center ini sekarang sangat masif, karena beberapa tahun lalu Singapura moratorium karena kebutuhan listrik dan airnya besar sekali,” kata Susiwijono, usai Peluncuran Geoportal Kebijakan One Satu Peta 2.0 serta Penyampaian Hasil Capaian PSN dan KEK, di Jakarta, Kamis (18/7).
Hingga saat ini, sudah ada 10 data center yang akan dibangun di KEK Nongsa Digital Park. Sebanyak 9 di antaranya dalam proses pembangunan, dan 1 dalam tahap komitmen proyek.
Susiwijono menilai, pembangunan data center saat ini menjadi kebutuhan banyak negara. Di sisi lain perusahaan yang mengembangkan proyek membutuhkan lahan, sumber listrik dan air guna membangun sistem penyimpanan data digital.
Ia menjelaskan Indonesia menjadi incaran negara besar seperti China, dan Amerika. Bahkan ia menyebut perusahaan IT asal Shanghai, GDS, mulanya hanya di Indonesia dan di Jepang.
“Di Jepang itu malah pemerintah sana share di sana. Jadi saking butuhnya untuk investasi data center. Sedangkan di Batam, di Nongsa Digital Park sudah mulai membangun untuk GDS,” kata Susiwijono lagi.
Di sisi lain ia mengatakan untuk dapat membangun lebih banyak data center, Nongsa Digital Park memerlukan lahan, pasokan listrik dan air yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pemerintah saat ini tengah fokus untuk mencari perluasan lahan guna mengembangkan investasi data center.
Ia menjelaskan masih diperlukan sekitar 20-30 hektare luas lahan agar dapat menampung 16 data center Batam. Saat ini kawasan Nongsa Park baru menyediakan lahan yang siap pakai seluas 5 hektare.
Secara terpisah, Direktur PT Taman Resor Internet selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Nongsa Peters Vincen menilai, Batam dipilih sebagai lokasi Pusat Data Nasional kedua karena beberapa alasan strategis. Ia menyebut Batam memiliki zona geografis yang aman, tidak termasuk dalam daerah cincin api atau ring of fire.
Alasan kedua, lokasi Batam yang hanya sekitar 2-3 kilometer (km) dengan Tanjung Bemban yang merupakan titik pertemuan jalur kabel (subsea cable) internasional yang menghubungkan kota-kota di Indonesia, Malaysia, Singapura, hingga Hong Kong dan pesisir barat Amerika Serikat. Adapun KEK Nongsa berlokasi di Nongsa, Batam, dan diresmikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2021.
Kawasan ini dikhususkan sebagai area bisnis di bidang ekonomi digital, pengembangan teknologi, riset, pendidikan; industri kreatif; dan pariwisata. Lokasinya yang strategis, terutama untuk koneksi internasional, membuat KEK Nongsa menjadi tujuan bagi perusahaan teknologi dari domestik dan internasional yang ingin berinvestasi dan berkembang di Batam, Indonesia.
Investasi US$ 3 Miliar
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Batam bisa menjadi lokasi yang sangat kompetitif untuk pengembangan ekosistem industri digital. Total investasi yang masuk dalam pengembangan data center di Batam mencapai sekitar US$ 3 miliar.
Menurut Airlangga investasi data center membutuhkan lebih banyak kabel serat optik baru dan keragaman rute. Kebutuhan itu dapat dijamin oleh landing point kabel di Nongsa Digital Park, Batam. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) tahun 2024 pada Juni lalu.
Airlangga menyampaikan harapan para pengusaha agar tambahan hydro power di Sumatera yang menghasilkan ratusan megawatt (MW) energi ramah lingkungan dapat disuplai ke Batam untuk meningkatkan kapasitas data center yang sedang dan akan dibangun. Menurut Airlangga, suplai energi hydro power tersebut akan menjadi game changer sekaligus meningkatkan daya tarik Batam untuk menjadi tujuan investasi.