Terima Pencalonan dari Partai Republik, Trump Maju jadi Capres AS
Donald Trump resmi menerima pencalonannya sebagai calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik. Hal ini disampaikannya dalam Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Negara Bagian Wisconsin, Kamis (18/7).
Dalam pidatonya, ia bersedia mencalonkan diri lagi untuk melawan calon presiden dari Partai Demokrat. Trump juga berjanji akan menjadi presiden untuk seluruh Amerika Serikat.
"Saya mencalonkan diri menjadi presiden untuk seluruh Amerika, bukan separuh Amerika, tidak ada kemenangan jika (hanya) menang untuk separuh Amerika," katanya pada Kamis (18/7) dikutip dari Reuters.
Trump, yang masih menggunakan perban di telinga kirinya, lalu menyinggung penembakan dirinya yang terjadi beberapa hari lalu. Ia bersyukur masih bisa berada di konvensi tersebut usai ditembak.
"Saya mendengar suara mendesing keras dan merasakan ada sesuati yang menghantam telingan kanan saya dengan sangat, sangat keras," katanya.
Saat menerima nominasi pencalonan, Trump mengawali pidatonya dengan nada perdamaian dan rekonsiliasi. Namun, ketika masuk ke topik berikutnya, ia kembali menyerang pemerintahan Joe Biden.
Trump mengatakan pemerintahan Biden menghancurkan AS. Ia lalu menuduh dakwaan pidananya adalah bagian dari konspirasi Partai Demokrat dan memperingatkan Biden bisa memicu Perang Dunia III.
Konvensi ini diakhiri sejumlah figur publik seperti CEO UFC Dana White yang merupakan kawan lama Trump, rocker Kid Rock, hingga pegulat profesional Hulk Hogan.
Konvensi tersebut juga dihadiri istri Trump, Melania serta calon wakil presiden pilihan Trump yakni J.D. Vance. Politisi berusia 78 tahun itu juga memberikan pesan kepada Vance,
"J.D., anda akan melakukan ini untuk waktu yang lama, nikmati perjalanannya," kata Trump.
Biden Ditekan untuk Mundur dari Pencalonan
Sementara, Biden saat ini tengah memikirkan nasib politiknya di masa depan. Hal ini setelah tokoh senior Partai Demokrat, sekutu kongres, serta pendonor mengingatkannya bahwa ia akan sulit untuk menang.
Sumber di Gedung Putih mengatakan mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi telah menyampaikan kepada Biden bahwa ia tak akan menang dalam Pilpres AS.
Pemimpin Demokrat di DPR dan Senat, Hakeem Jeffries dan Chuck Schumer juga telah memberi tahu secara langsung Biden dampak jika masih memaksakan diri maju. Menurut mereka, Demokrat tak hanya akan kehilangan Gedung Putih, namun juga DPR.
Tak hanya mereka, mantan Presiden AS Barack Obama dikabarkan telah mengatakan kepada koleganya bahwa Biden harus memikirkan kembali pencalonannya. Biden merupakan Wakil Presiden Obama pada 2008-2012 dan 2012-2016.
Saat ini, Biden menanggapi seruan untuk mundur dengan serius. Sejumlah petinggi Partai Demokrat mengatakan mundurnya Biden dari pencalonan hanya tinggal masalah waktu.
Biden saat ini tengah mengisolasi diri di rumahnya di Negara Bagian Delaware setelah terkena Covid-19. Dokter mengatakan ia mengalami gejala ringan corona.
Dorongan agar Biden mundur mulai muncul usai debat lawan Trump beberapa waktu lalu. Beberapa pihak menyebut kemampuan fisik dan mental politisi berusia 81 tahun itu telah menurun.
Meski demikian, Biden menegaskan bahwa dia ,masih kandidat yang tepat untuk mengalahkan Donald Trump. "“Saya tidak berpikir ada orang yang lebih memenuhi syarat,” kata Biden dalam wawancara dengan ABC pada 6 Juli lalu.