Airlangga Hartarto Dikabarkan Mundur dari Ketum Golkar, Nurdin Halid: 50 : 50
Airlangga Hartarto dikabarkan mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Golkar pada Sabtu malam (10/8). Isu itu berkembang seiring dengan pergolakan di internal partai dalam penentuan calon kepala daerah yang akan maju di pilkada.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Dave Laksono belum mau memberi penjelasan lebih lanjut mengenai kabar ini. "Tunggu berita resmi yah,"ujar Dave kepada Katadata.co.id, Minggu (11/8).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar Dito Ariotedjo mengakui adanya kabar tersebut. Namun menurut dia kepastian kebenaran informasi itu akan disampaikan secara resmi oleh partai.
Menurut Dito, salah satu kemungkinan mundurnya Airlangga adalah karena akan fokus pada tugas sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. “Mungkin karena akan fokus di pemerintahan dan tantangan ke depan terkait ekonomi nasional dan global semakin banyak dan kompleks,” kata Dito.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar A. M. Nurdin Halid belum dapat memastikan kabar mundurnya Airlangga. Kabar itu menurut dia masih simpang siur. "Pokoknya 50:50,” kata Nurdin.
Ia mengatakan bila Airlangga benar mundur, maka hal itu bisa saja memancing perdebatan. Menurut Nurdin tidak semua kader internal akan setuju dengan mundurnya Airlangga. Ia menyebut potensi dukungan dari internal adalah 50%.
Airlangga menjabat Ketua Umum DPP Partai Golkar sejak 2019 untuk masa jabatan selama 5 tahun sampai 2024. Dalam beberapa kesempatan Airlangga sudah menyatakan akan maju lagi sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar pada Desember 2024.
Namun, jika dia mundur dari jabatannya, maka Partai Golkar dapat menggelar musyawarah nasional luar biasa, yang dapat digelar mendahului jadwal munas. Adapun jadwal munas sebelumnya direncanakan berlangsung pada Desember 2024.