Jusuf Hamka Jelaskan Kekuatan Besar yang Buat Ia Mundur dari Golkar dan Pilkada
Pengusaha Jusuf Hamka alias Babah Alun menyatakan mundur dari Partai Golkar. Ia menyerahkan surat pengunduran diri yang ditulis tangan ke Kantor DPP Partai Golkar di Jakarta Barat pada Senin (12/8).
Usai menyerahkan surat pengunduran dirinya, Hamka menyinggung perihal kekuatan besar di balik pengunduran dirinya dari partai beringin. Namun kekuatan besar yang ia maksud tidak merujuk pada urusan politik.
“Ya kekuatan istri saya sama anak-anak saya yang suruh saya mundur. Itu kan kekuatan yang paling besar buat saya di keluarga. Kalau saya panglima, dia (keluarga) pangenam," kata Hamka di Kantor DPP Partai Golkar, Senin (12/8).
Mundurnya Hamka beriringan dengan momen Airlangga Hartarto melepas kursi Ketua Umum Partai Golkar. Kendati demikian, Hamka mengatakan kesamaan waktu itu hanya momentum saja.
Di sisi lain, Hamka ragu mundurnya Airlangga merupakan keinginan pribadinya. Namun, ia menyatakan enggan menduga-duga alasan mundurnya Airlangga.
"Saya juga belum tahu siapa yang memaksa beliau. Kalaupun itu keinginan beliau pribadi, saya juga ragu kalau ditanya. Tapi kalau ada yang memaksa mundur atau tidak, wallahualam, cuma Allah yang tahu," kata dia.
Terkait pengganti Airlangga, Hamka tak mau berkomentar banyak. Ia menyebut siapa saja memiliki peluang untuk menggantikan Airlangga.
"Golkar ini partai besar, bukan partai karbitan. Tentunya harus dipegang oleh orang-orang yang baik," katanya.
Sebelumnya Airlangga telah resmi menyatakan mundur dari Ketum Golkar. Pernyataan mundur ia sampaikan secara terbuka dalam video berdurasi 3 menit 22 detik pada Minggu (11/8).
Dalam pidato resminya, Airlangga tak secara spesifik menyebutkan alasan mundur dari Ketum Golkar. Ia hanya menyebut tindakan itu diambil untuk menjaga soliditas partai.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” ujar Airlangga.
Di sisi lain, ia menyinggung pentingnya mengawal demokrasi yang tengah berkembang di Indonesia. Airlangga menyebut sebagai partai besar, Golkar perlu menjaga dan memastikan demokrasi berjalan dengan baik.
Selepas dari kepengurusan Partai Golkar, Jusuf Hamka menyatakan akan berfokus pada kerja-kerja sosial sebagaimana disarankan keluarganya. Terlebih ia kini tengah menanti kehadiran cucu yang diprediksi lahir pada September 2024.