Inisial S Pendamping Ridwan Kamil di Jakarta Bakal Diumumkan Usai 17 Agustus

Ade Rosman
14 Agustus 2024, 11:39
Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan pandangannya saat mengikuti program talk show Redaksi LKBN ANTARA di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Jumat (12/7/2024). Dalam kunjungan tersebut, Ridwan Kamil meninjau gedung LKBN ANTARA pascarenovasi
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.
Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan pandangannya saat mengikuti program talk show Redaksi LKBN ANTARA di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Jumat (12/7/2024). Dalam kunjungan tersebut, Ridwan Kamil meninjau gedung LKBN ANTARA pascarenovasi dan mengisi program talk show terkait perkembangan pencalonan pada Pilkada serentak 2024.

PKS belum menerima surat rekomendasi dari partai lain untuk mendukung Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta. Hal tersebut membuat PKS ragu untuk maju karena kekurangan kursi dan mencari opsi-opsi lain.

Menurut dia, komunikasi dengan partai lain ini juga masuk ke dalam pembahasan musyawarah majelis syuro ke-11 PKS. Meski begitu, Kholid belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait calon yang akan didukung oleh partai berlambang padi dan bulan sabit itu. "DPP PKS membahas, mengkaji, opsi alternatif ketika opsi pertama ini tidak berjalan," ujarnya. 

Adapun keputusan duet Anies Baswedan-Shohibul Iman (AMAN) pada pilkada DKI Jakarta 2024, menurut Kholid sudah kedaluwarsa. Hal ini mengingat masa surat keputusan (SK) untuk mengusung AMAN hanya berlaku dari 25 Juni hingga 4 Agustus 2024

Inisial S dan Upaya Jegal Anies

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelumnya menyebut, orang yang akan menjadi pendamping Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta merupakan figur politisi berinisial ‘S’. “Sudah ada. Sementara inisialnya ‘S’,” kata Airlangga di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat (9/8).

Dia menyanggah inisial 'S' dikaitkan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman. “Tapi jawaban yang tadi none of the above,” ujar Airlangga.

PKS disebut-sebut menerima tawaran berkoalisi dalam Pilgub Jakarta membentuk poros KIM plus. Padahal,  PKS sebelumnya menggadang Anies Baswedan berpasangan dengan Sohibul Iman.

Dengan KIM menggandeng PKS, peluang Anies makin tipis maju Pilgub Jakarta. Airlangga menyatakan, langkah tersebut bukan bagian dari upaya mengganjal Anies. “Tidak ada yang ganjal-ganjal,” kata Airlangga.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai KIM plus bakal menjegal Anies maju. "Karena beberapa partai di Koalisi Perubahan sudah merapat ke KIM sehingga skema KIM plus mengemuka," ujar Agung lewat sambungan telepon dengan Katadata, Rabu (7/8). 

PKS sudah memberi pekerjaan rumah pada Anies untuk mencari empat kursi lagi agar bisa diusung sebagai paslon. PKS punya 18 kursi di DPRD Jakarta dan butuh 22 kursi untuk seorang paslon maju dari partai.

Sejak PKS mengumumkan pengusungan Anies hingga sekarang, eks Gubernur Jakarta itu masih belum menggenapi syarat tersebut. Oleh sebab itu, PKS mulai mengalihkan dukungannya.

“Jadi rasanya PKS ini memang secara tidak langsung kakinya lebih besar berpijak di KIM yang kini menjadi KIM plus,” kata Agung.

Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta Khoirudin sebelumnya mengancam akan menarik dukungan kepada Anies. Dia mengatakan telah memberikan batas waktu kepada Anies untuk mencari rekan koalisi pada Pilgub Jakarta 2024.

Jika tak kunjung ada rekan koalisi, bukan saja Anies tapi PKS juga bisa terancam gagal berlayar, padahal PKS pemenang Pileg di Jakarta menguasai 18 kursi DPRD. Hanya butuh 4 kursi lagi untuk bisa mengusung calonnya sendiri.

Halaman:
Reporter: Ade Rosman
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...