Kronologi Aipda Robig Penembak Siswa SMK di Semarang Dipecat dari Kepolisian
Anggota Satres Narkoba Polrestabes Semarang Aipda Robig Zaenudin dijatuhi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) alias dipecat. Keputusan itu didapat melalui sidang etik yang digelar pada Senin (9/12).
Robig dinyatakan bersalah atas penembakan terhadap Gamma Rizkynata Oktavandy (17) pelajar SMK di Semarang, hingga meninggal dunia. Tak hanya itu, ia juga menjadi tersangka atas kasus kematian Gamma.
"Putusannya Aipda R selaku terduga pelanggar putusannya PTDH pemberhentian tidak dengan hormat," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto di Polda Jateng, Senin (9/12).
Penembakan tersebut terjadi pada Minggu (24/11). Polrestabes Semarang awalnya mengklaim Robig menembak Gamma saat hendak membubarkan aksi tawuran.
Namun, ternyata penembakan bukan didasari pembubaran tawuran. Motif penembakan ternyata bukan didasari tindakan membubarkan tawuran. Penembakan lantaran Robig dipepet oleh kendaraan korban
Pihak kepolisian mengatakan posisi Robig saat itu berada di arah berlawanan dengan Alfamart, yakni dari daerah Gunung Pati. Ia menyebut, saat itu Robig sempat dipepet oleh orang yang tengah dikejar oleh tiga sepeda motor.
"Anggota ini (Robig) minggir ke arah badan jalan, karena yang dikejar pertama tadi sudah masuk ke dalam gang. Kemudian tiga orang sepeda motor ini berbalik lagi menuju ke TKP semula," kata Kasubdit 3 Jatanras Polda Jawa Tengah, AKBP Helmy Tamaela saat memberikan keterangan di depan Komisi III DPR, Jakarta, Selasa (3/12).
Kemudian, ketiga orang ini berhadapan dengan Robig, di arah tengah jalan. Robig dari arah 10 meter menembak sekali ke arah jam 11, sembari mengatakan 'polisi'. Gamma yang berada di posisi tengah kendaraan pertama, terkena tembakan kedua.
"Kemudian tembakan terakhir mengenai kendaraan terakhir dengan satu peluru tapi dua korban yang kena." kata Helmy.
Kapolres Semarang, Kombes Irwan Anwar mengakui Robig menyalahgunakan senjata api. Irwan meminta maaf atas kematian Gamma. Ia juga mengakui Robig tidak profesional dalam penggunaan senjata api sehingga mengakibatkan tewasnya siswa tersebut.
"Kami sebagai atasan brigadir R, dalam kesempatan ini memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Semarang, terlebih keluarga besar almarhum ananda Gamma," kata Irwan dalam rapat.