Jejak Politik Jokowi Dua Dekade di PDIP: Dari Solo jadi Presiden, Lalu Dipecat
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi memecat Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dari kader partai. Pemecatan Jokowi tertuang dalam Surat Keputusan (SK) bernomor 1649/KPTS/DPP/XII/ 2024.
Keluarnya surat pemberhentian menjadi akhir perjalanan politik Jokowi bersama partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu setelah dua dekade menjadi kader partai. Saat masih bersama PDIP, Jokowi dulunya menjadi kader yang kerap dipuji Megawati sebelum akhirnya hubungan mereka merenggang.
Jokowi memutuskan bergabung dengan PDIP sejak 2004. Saat itu ia bergabung lewat Dewan Perwakilan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Brengosan Purwosari, Solo. Saat itulah Jokowi berkenalan dengan FX Hadi Rudyatmo.
Selama berkarier di politik, Jokowi beberapa kali mengikuti kontestasi mulai dari tingkat kota, gubernur, hingga presiden. Dalam sejumlah kontestasi itu, PDIP selalu mendukung Jokowi.
Perjalanan politik Jokowi dimulai dengan maju sebagai calon Wali Kota Solo pada 2005. Kala itu, ia maju bersama FX Rudyatmo.
Setelah terpilih jadi Wali Kota Solo, Jokowi gemar blusukan. Atas hal itu, ia dinilai dekat dengan rakyat dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua jabatannya di Solo.
Kepemimpinan Jokowi di Solo mendapat atensi partai dan tokoh politik nasional. Jokowi lalu maju di Pilkada DKI Jakarta pada 2012, mengantongi dukungan PDIP dan Partai Gerindra. Saat itu ia berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dua tahun berselang, Jokowi maju sebagai calon presiden di pemilihan presiden (pilpres) 2014. Ia maju didampingi oleh Jusuf Kalla dan berhasil mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Pada 2019, dengan dukungan penuh PDIP, Jokowi kembali maju di Pilpres berpasangan dengan Ma'ruf Amin. Jokowi memastikan periode kedua kepemimpinannya setelah mengalahkan Prabowo-Sandiaga Uno.
Pada periode kedua kepempinannya, kerenggangan Jokowi dan PDIP mulai diramal banyak pihak. Momen-momen 'kurang akur' pun sempat terekam beberapa kali.
Saat acara HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2023, di depan para kader PDIP, Megawati mengatakan bahwa Jokowi tanpa PDIP bukanlah apa-apa.
"Pak Jokowi iku yo ngono lho mentang-mentang. Lho iya padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP juga aduh kasihan dah," kata Megawati dalam pidatonya kala itu.
Keretakan hubungan juga tergambar dalam Pilpres 2024. Jokowi tak mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahmud MD, pasangan calon yang diusung PDIP. Sikap Jokowi ini menjadi salah satu alasan PDIP mengeluarkan surat pemecatan.
Jokowi dipecat lantaran dinilai melanggar kode etik, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Ia juga dinilai melanggar disiplin partai karena tak mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai calon yang diusung PDIP di Pilpres 2024.
Tak hanya itu, PDIP menyebut di akhir masa kepemimpinannya, Jokowi telah menyalahgunakan kekuasaan. PDIP menyebut Jokowi telah mengintervensi Mahkamah Konstitusi yang disebut menjadi awal rusaknya sistem demokrasi, sistem hukum, dan sistem moral-etika kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Merupakan pelanggaran etik dan disiplin partai, dikategorikan sebagai pelanggaran berat," ujar Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai Komarudin Watubun membacakan SK pemecatan Jokowi dalam keterangan video, Senin (16/12).
Selain Jokowi, PDIP juga memecat Gibran Rakabuming Raka, dan juga Bobby Nasution dengan alasan yang sama. SK pemecatan itu dibacakan Komarudin Watubun yang diperintahkan oleh Ketua Umum PDIP, di hadapan seluruh jajaran Ketua DPD PDIP se-Indonesia.
Untuk saat ini, keluarnya SK pemecatan menjadi akhir perjalanan Jokowo di partai berlambang banteng. Namun, keputusan itu baru akan mengikat dan final setelah digelarnya Kongres PDIP yang akan digelar dalam waktu dekat.