MPR Minta Pramono-Rano Prioritaskan Masalah Polusi Udara di Jakarta
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno meminta Pramono Anung-Rano Karno sebagai gubernur dan wakil gubernur Jakarta terpilih untuk memprioritaskan penanganan polusi udara Jakarta yang beberapa tahun terakhir kian memburuk.
Menurut Eddy, Jakarta beberapa kali mendapat predikat kota dengan tingkat polusi terburuk di dunia. Jika Jakarta bisa keluar dari daftar kota dengan kualitas udara terburuk, kata Eddy, itu bisa menjadi quick wins bagi kepemimpinan Pramono-Rano.
"Kami berharap mereka segera memprioritaskan langkah-langkah strategis mengatasi polusi udara," kata Eddy dalam keterangan tertulis yang diterima Katadata.co.id, Sabtu (11/1).
Polusi memang menjadi tantangan terbesar Kota Jakarta selama ini. Pada 6 Januari lalu, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan transportasi adalah biang kerok utama pencemaran udara di Jakarta dengan persentase sebesar 34%.
Adapun kota itu tercatat memiliki lebih dari 24 juta kendaraan bermotor. Celakanya, angka tersebut ternyata jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta yang sebanyak 11,4 juta jiwa. Artinya, setiap satu orang di Jakarta boleh jadi memiliki lebih dari satu kendaraan.
"Kemudian ada mobil-mobil besar, seperti truk-bus yang berkontribusi menyebabkan kualitas udara jelek, yaitu sampai 30-40 persen," ujar Hanif.
Hanif melanjutkan, 16% sumber polusi juga disumbang oleh aktivitas pabrik yang masih menggunakan ketel uap dengan bahan baku batu bara. Selain itu, polusi udara juga disebabkan open burning atau pembakaran sampah secara terbuka yang berkontribusi sebanyak 13%.
Pembakaran sampah juga berpotensi mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Hanif pun memastikan akan melarang kegiatan bakar-bakar itu. "Ini penting sekali untuk menjamin kualitas udara Jakarta bersih," ujarnya.
Eddy menambahkan perlu keberanian, sinergi, dan komitmen politik yang kuat untuk mengatasi polusi Jakarta. Hal itu mencakup menyelaraskan kebijakan pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat.
Politikus yang baru meraih gelar doktor di bidang ilmu politik di Universitas Indonesia ini juga meminta Pramono-Rano memberikan perhatian penuh untuk mengatasi masalah lingkungan.
"Misalnya banjir rob beberapa waktu lalu adalah dampak dari krisis iklim permukaan air laut yang naik dan penurunan tanah di Jakarta. Solusi komprehensif diperlukan agar tidak menjadi bencana yang berulang dari tahun ke tahun," ujar Wakil Ketua Umum PAN ini.