Tak Dukung Moratorium, Puan Tunggu BGN Evaluasi MBG Usai Keracunan Massal

Ade Rosman
2 Oktober 2025, 17:45
Seorang siswi yang diduga korban keracunan MBG berbaring di Puskesmas Manggopoh, Nagari Kampuang Tangah, Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, Kamis (2/10/2025). Menurut data Pemkab Agam pada Kamis pukul 13.00 WIB, jumlah korban diduga akibat keracunan maka
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/agr
Seorang siswi yang diduga korban keracunan MBG berbaring di Puskesmas Manggopoh, Nagari Kampuang Tangah, Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, Kamis (2/10/2025). Menurut data Pemkab Agam pada Kamis pukul 13.00 WIB, jumlah korban diduga akibat keracunan makanan dari Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah itu bertambah menjadi 110 orang.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani meminta publik untuk memberikan kesempatan pada Badan Gizi Nasional (BGN) mengevaluasi terlebih dahulu program Makan Bergizi Gratis. Puan tak mendukung wacana moratorium atau penghentian sementara program MBG yang belakangan menelan korban keracunan massal di sejumlah daerah.

“Kita beri kesempatan dulu untuk evaluasi ini bisa berjalan,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10).

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, saat ini BGN baru akan melakukan evaluasi terkait penyelenggaraan MBG. Sehingga, menururnya sebaiknya publik melihat proses evaluasi yang dilakukan oleh BGN.

“Kita lihat dulu evaluasi total, kemudian bagaimana kemudian nanti di lapangannya, mana saja yang harus kita perbaiki, mana saja yang kita harus evaluasi, kan sekarang baru akan dilakukan, jadi apa saja yang akan dilakukan,” kata dia.

Terlebih, saat ini Peraturan Presiden (Perpres) terkait MBG tengah digodok, untuk menjadi acuan agar kejadian serupa tak lagi terjadi kedepannya.
“Bahkan juga akan turun Perpres untuk melibatkan Kementerian/Lembaga terkait untuk ikut bisa berpartisipasi, sehingga tidak terjadi hal yang kemudian kemarin terjadi seperti keracunan dan lain sebagainya,” kata Puan.

Ia juga mengatakan, sebagai legislator, DPR telah melakukan sejumlah rapat di komisi terkait berkaitan dengan keracunan massal akibat MBG ini.

Desakan moratorium dipicu oleh lonjakan kasus keracunan MBG dalam dua bulan terakhir. Berdasarkan data BGN, total kasus keracunan MBG secara nasional sebanyak 6.457 orang per 30 September 2025.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan terdapat delapan bakteri yang menyebabkan banyak siswa keracunan menu MBG. Delapan bakteri tersebut adalah salmonella, escherichia coli , bacillus cereus, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, listeria monocytogenes, campylobacter jejuni, dan shigella.

Selain delapan bakteri tersebut, juga ditemukan dua virus penyebab keracunan MBG, yakni norovirus atau rotavirus dan hepatitis A virus.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ade Rosman
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...