Siaga Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Perkuat Koordinasi Lintas Sektor
Demi mengantisipasi potensi pohon tumbang dan banjir di Ibu Kota, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menginstruksikan seluruh jajarannya untuk memperkuat koordinasi antarlembaga.
Koordinasi ini melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta. Ia juga memastikan Dinas Pertamanan, Satpol PP, Pasukan Biru, Dinas Pemadam Kebakaran (Gulkarmat), Dinas Sumber Daya Air, dan PPSU siap diterjunkan ke lapangan untuk penanganan cepat jika diperlukan.
Menyikapi potensi cuaca ekstrem, Pemprov DKI Jakarta juga akan rutin menyampaikan informasi cuaca melalui berbagai kanal media resmi agar masyarakat dapat lebih waspada.
“Kami berkoordinasi intensif dengan BMKG agar BPBD DKI Jakarta dapat melaksanakan operasi modifikasi cuaca. Kerja sama ini sudah berjalan sejak kemarin bersama BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Anggaran sudah kami siapkan, karena dalam sekitar 25 hari ke depan diperkirakan akan terjadi beberapa kali anomali dan cuaca ekstrem,” kata Pramono melalui keterangan resmi, Jumat (31/10).
Sementara itu, Kepala Distamhut Provinsi DKI Jakarta, M. Fajar Sauri, menyatakan pihaknya telah melaksanakan peremajaan seluruh pohon tua yang berisiko tinggi untuk tumbang. Aksi ini khususnya ditujukan untuk yang berada di jalur hijau, tepi jalan, median jalan, dan area publik lain.
“Program peremajaan itu merespons cuaca yang kerap hujan lebat disertai angin kencang selama Oktober 2025. Kondisi ini sempat menyebabkan sejumlah pohon tumbang hingga menimbulkan korban jiwa serta kerugian materi, contohnya yang terjadi di Jl. Metro Pondok Indah dan Jl. Dharmawangsa, Jakarta Selatan,” ujar Fajar.
Pohon-pohon tua yang dinilai memiliki resiko tumbang diganti dengan pohon baru yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan perkotaan, yaitu memiliki perakaran kuat, tajuk ringan, dan tahan terhadap terpaan angin kencang.
Di Jalan Metro Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan misalnya, peremajaan dilakukan dengan menebang pohon berisiko tumbang dan menggantinya dengan tanaman yang lebih adaptif dan estetis. Belasan pohon Palem Raja ditebang dan diganti sejumlah pohon Tabebuya agar kawasan tetap hijau dan tertata.
“Penataan ulang vegetasi ini dilakukan untuk menjaga keselamatan pengguna jalan, sekaligus meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau. Kami memastikan penggantian pohon dilakukan sesuai prinsip keberlanjutan, sehingga lingkungan tetap hijau, aman, dan nyaman bagi warga,” jelas Fajar.
Selain peremajaan, Distamhut juga terus melakukan pemangkasan rutin serta pemeriksaan kesehatan pohon. Hasilnya,per Oktober 2025 sebanyak 62.161 pohon dipangkas di berbagai titik Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lima wilayah kota. Serta, ada 5.722 pohon diperiksa dari aspek perakaran, batang, kemiringan, dan lebar tajuk.
Distamhut juga memiliki program klaim santunan bagi masyarakat yang menjadi korban akibat pohon tumbang. Terdapat beberapa ketentuan untuk hal ini, yaitu santunan maksimal Rp50 juta untuk korban meninggal dunia, dan maksimal Rp25 juta untuk kerusakan kendaraan atau bangunan.
Klaim santunan itu dapat diajukan melalui email distama@jakarta.go.id atau langsung ke Kantor Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, maksimal 7 hari kerja setelah kejadian pohon tumbang.
Sebagai bentuk kesiagaan, posko penanganan pohon tumbang disiagakan di tingkat kecamatan, wilayah kota, hingga provinsi. Di masing-masing tingkat terdapat petugas lapangan Satuan Pelaksana Pertamanan dan Hutan Kota yang siap merespons cepat setiap laporan masyarakat. Laporan dapat disampaikan ke Posko Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, Jl. Aipda KS Tubun, Jakarta Pusat, atau melalui petugas siaga Sdr. Suriadih (0857 7388 5599).
