Prabowo: Kerusakan Banjir Sumatra Memprihatinkan, Penanganan Masih Terkendala

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Desember 2025, 07:26
prabowo, bencana sumatra, banjir sumatra
ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz.
Presiden Prabowo Subianto (kiri) menyapa anak-anak dan pengungsi di posko pengungsian Desa Belee Panah, Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025). Presiden mengecek langsung distribusi bantuan, posko pengungsian dan penanganan dampak banjir bandang serta longsor yang terjadi pada 25 November di Provinsi Aceh.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto mengatakan tingkat kerusakan akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terbilang serius dan memprihatinkan. Ia menyampaikan hal tersebut saat memimpin rapat terbatas mengenai penanganan dan pemulihan bencana.

Rapat itu berlangsung di Pos Pendamping Nasional Penanganan Bencana Alam Aceh, Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, pada Ahad (7/12) malam. “Saya dapat laporan kondisi memang cukup memprihantikan,” kata Prabowo, sebagaimana disiarkan oleh kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Prabowo mengatakan, peristiwa banjir dan tanah longsor menyisakan hamparan sawah rusak hingga memicu banyak bendungan jebol sehingga merusak jaringan irigasi pertanian di wilayah terdampak. “Kemudian para gubernur dan para bupati melaporkan cukup banyak perumahan yang harus kita bantu untuk dibangun kembali,” ujarnya.

Prabowo menilai, kinerja pemerintah daerah terdampak dan jajaran kementerian/lembaga yang membantu pemulihan kawasan bencana sejauh ini bergerak masif dan cepat. Di sisi lain, ia mengingatkan upaya penanganan kawasan bencana masih menghadapi kendala seperti kondisi alam yang belum stabil.

“Secara umum saya melihat kegiatan kita cukup masif dan responsif. Di beberapa tempat memang masih ada tantangan karena kondisi alam juga masih harus kita perhatikan,” ujarnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, 921 orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor di 52 kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berdasarkan laporan sementara hingga Minggu (512).. Musibah itu juga menyebabkan 392 orang hilang dan 975.079 warga mengungsi.

Banjir dan tanah longsor juga mengakibatkan lebih dari 147 ribu rumah dan 405 jembatan di tiga provinsi terdampak rusak. Kejadian itu juga menghancurkan 199 fasilitas kesehatan, 701 fasilitasn pendidikan, 420 rumah ibadah, 234 gedung/kantor, dan lebih dari seribu fasilitas umum lainnya.

Kepala BNPB Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto menguraikan jumlah korban meninggal di Provinsi Aceh mencapai 366 orang, sementara 97 orang masih dinyatakan hilang. Bencana tersebut juga memaksa 914.202 warga Aceh mengungsi.

Sejumlah wilayah yakni 232 desa di Kabupaten Bener Meriah dan 295 desa di Aceh Tengah yang tersebar di 14 kecamatan masih terisolasi akibat bencana banjir dan tanah longsor. Kondisi Kabupaten Aceh Tamiang kini mulai menunjukkan perbaikan setelah bantuan logistik dapat masuk kawasan tersebut melalui jalur darat.

"Meskipun jumlah desa yang terdampak juga masih ada 216 desa untuk Aceh Tamiang," kata Suharyanto saat memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto di Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, sebagaimana disiarkan oleh kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Ahad (7/12), malam.

BNPB mencatat 329 orang wafat, 82 hilang, 647 luka-luka, dan lebih dari 43 ribu orang mengungsi dalam bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara. Suharyanto mengatakan langkah operasi pascabencana di Sumatera Utara mengalami perkembangan yang progresif.

Satu kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan dan tujuh kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara kini masih terisolir. Meski begitu, seluruh wilayah tersebut sudah menerima distribusi logistik melalui jalur udara. "Sumatera Utara yang masih terisolir tinggal dua kabupaten dari 18 kabupaten/kota yang terdampak," ujar Suharyanto.

BNPB juga melaporkan data sementara terkait temuan 226 korban meninggal dunia, 213 warga hilang, 112 luka-luka, dan lebih dari 14 ribu warga mengungsi. Kabupaten Agam dan Kabupaten Pesisir Selatan menjadi dua kabupaten yang memerlukan penanganan khusus.

"Agam ada beberapa kecamatan ada lima nagari masih terisolasi dan Pesisir Selatan ada satu kecamatan dan tiga nagari yang terisolasi," kata Suharyanto.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...