BNPB: TNI, Polri Kerja Hingga 20 Jam Sehari Percepat Pemulihan Pascabencana

Septiani Teberlina
Oleh Septiani Teberlina - Tim Publikasi Katadata
24 Desember 2025, 09:22
Prajurit TNI menata alat-alat kesehatan di area RSUD Aceh Tamiang yang luluh lantak akibat banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan di beberapa lokas
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/app/YU
Prajurit TNI menata alat-alat kesehatan di area RSUD Aceh Tamiang yang luluh lantak akibat banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan di beberapa lokasi, personel TNI dan Polri bekerja hingga 18 - 20 jam per hari agar pemulihan bisa berlangsung lebih cepat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan upaya pemulihan pascabencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus dipercepat. Pemerintah mengerahkan personel dan peralatan secara maksimal untuk membersihkan wilayah terdampak sekaligus memulihkan aktivitas masyarakat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa pembersihan masih berlangsung intensif di berbagai lokasi, termasuk di Kabupaten Aceh Tamiang.

“Pembersihan wilayah terdampak terus dilakukan, termasuk di Aceh Tamiang, dengan mengerahkan personel dan peralatan secara maksimal,” ujar Abdul dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/12).

Menurut Abdul, beban kerja petugas di lapangan tergolong sangat tinggi, terutama di titik-titik yang terdampak parah. Ia mengungkapkan bahwa personel TNI dan Polri bekerja hampir tanpa henti demi mempercepat pemulihan.

“Di beberapa lokasi, personel TNI dan Polri bekerja hingga 18 - 20 jam per hari agar pemulihan bisa berlangsung lebih cepat dan aktivitas ekonomi masyarakat kembali berjalan,” katanya.

Selain Aceh Tamiang, BNPB juga memperkuat dukungan pemulihan di wilayah dengan jumlah pengungsi yang masih cukup besar, seperti Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain penambahan tenda pengungsian serta percepatan pembersihan infrastruktur yang rusak akibat bencana.

Dalam paparannya, Abdul menekankan bahwa pemulihan akses darat di Aceh menjadi salah satu fokus utama. Sejumlah jembatan di jalur penghubung Bireuen–Bener Meriah dilaporkan telah kembali fungsional. Namun, beberapa wilayah di Aceh Tengah dan Bener Meriah masih menghadapi keterbatasan akses kendaraan roda empat.

“Beberapa ruas jalan saat ini sudah dapat dilewati kendaraan roda dua, meski belum optimal. Pemerintah terus mengupayakan agar sebelum akhir Desember jalur tersebut bisa dilalui kendaraan roda empat,” jelasnya.

Upaya percepatan juga dilakukan melalui pembangunan jalur alternatif lintas barat dari Nagan Raya menuju Aceh Tengah. Pembangunan Jembatan Kureng Betong kini telah mencapai progres sekitar 70 persen.

“Jika bisa diselesaikan pada akhir pekan ini, maka akses dari jalur timur menuju Aceh Tengah akan terbuka,” ujar Abdul.

BNPB menegaskan bahwa pembukaan akses jalan secara bertahap menjadi kunci untuk melancarkan arus orang, barang, alat berat, dan distribusi logistik. Dengan begitu, pemerintah berharap proses pemulihan di seluruh wilayah terdampak dapat berlangsung lebih cepat dan signifikan pada awal tahun mendatang.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...