Pesanan Jet Tempur Rafale Tiba 2026 di Indonesia, Ini Kecanggihannya
Produsen pesawat Dassault Aviation Perancis mulai memproduksi 18 unit jet tempur Rafale pesanan Indonesia. Produksi itu setelah kontrak pembelian tahap ketiga berlaku efektif pada pekan ini.
Total pengadaan pesawat tempur Rafale oleh Kementerian Pertahanan RI berjumlah 42 unit. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan mengefektifkan kontrak pengadaan tahap pertama dengan Dassault Aviation pada September 2022 sebanyak enam unit. Setelah itu sebanyak 18 unit pada Agustus 2023.
Pesawat Rafale pertama pesanan Indonesia dijadwalkan tiba di Tanah Air pada awal 2026. “Kedatangan pesawat tempur Rafale beserta persenjataan dan perangkat pendukungnya dalam beberapa tahun mendatang diharapkan akan meningkatkan kekuatan dan kesiapan TNI Angkatan Udara secara signifikan dalam menjaga kedaulatan negara di udara,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha, dikutip dari Antara, Selasa (9/1).
CEO Dassault Aviation Eric Trappier mengatakan pilihan Indonesia membeli Rafale dapat membantu keinginan RI membangun kekuatan utama di kawasan (major regional power). “Kami berkomitmen penuh untuk memastikan kemitraan ini yang dapat terjalin dalam jangka panjang berhasil,” kata Eric.
Rafale adalah tipe jet tempur tercanggih buatan Dassault Aviation. Pesawat tempur tersebut dilengkapi dengan beragam sistem persenjataan, yakni misil, bom, meriam, dan radar sensoris elektronik aktif. Rafale mampu menampung senjata hingga sembilan ton. Kecepatan maksimalnya mencapai 860 mph yang setara dengan 1.384 kilometer per jam.
Tak hanya Indonesia yang tertarik membeli jet tempur Rafale. Beberapa negara pun sudah membeli pesawat produksi Prancis tersebut. India dan Qatar telah memborong 36 unit, sedangkan Mesir membeli 24 unit Rafale.
Apa saja keunggulan pesawat tempur Rafale dari Dassault Aviation ini? Berikut ini daftarnya.
1. Pesawat tempur Rafale memiliki berbagai fungsi (omnirole)
Dassault Aviation, produsen pesawat tempur Rafale, menyebut pesawat ini memiliki berbagai fungsi atau omnirole. Pesawat ini bisa digunakan untuk pertahanan udara, mencegah musuh masuk ke wilayah kita, mengawasi wilayah musuh tanpa terdeteksi, membidik sasaran dari jarak yang dinamis, dan melakukan serangan udara dengan presisi. Pesawat ini juga digunakan sebagai pesawat anti-serangan rudal kapal perang.
2. Pengisian bahan bakar antar-pesawat
Pesawat Rafale juga memiliki kemampuan buddy-buddy refueling. Dalam situasi tempur, pesawat jet yang kehabisan bahan bakar bisa meminta bantuan dari pesawat jet lainnya untuk mengisi bahan bakar di udara sehingga tidak perlu ke kapal induk atau mendarat lebih dulu untuk mengisi bahan bakar.
3. Sistem persenjataan canggih
Rafale mampu mengoperasikan sistem persenjataan canggih, seperti rudal MICA yang bisa membidik target yang berada di luar jangkauan visual (beyond visual range/BVR). Ada juga rudal jarak jauh bernama METEOR yang dikombinasikan dengan rudal udara bertenaga jet.
Lalu, ada Highly Agile and Manoeuvrable Munition Extended Range (HAMMER) yang merupakan roket modular yang bisa membidik target di udara maupun di darat dengan presisi, menggunakan global positioning system (GPS) maupun sensor infra merah. Rafale juga dilengkapi dengan bom yang dipandu sinar laser dengan hulu ledak berbobot 250 kg hingga 1 ton.
4. Sistem sensor aktif radar elektronik
Dassault Aviation menyebut Rafale sebagai satu-satunya pesawat tempur Eropa yang menggunakan sensor radar elektronik. Sistem radar yang dikembangkan oleh Thales dengan nama RBE2 itu bisa mendeteksi ancaman lebih cepat dan melacak beberapa target sekaligus.
Rafale juga dilengkapi dengan sistem Front Sensor Optronics (FSO) yang diintegrasikan penuh ke pesawat. FSO beroperasi pada panjang gelombang optronik sehingga kebal terhadap pemblokiran radar. Sistem ini juga memungkinkan pesawat melacak target di udara, air, maupun daratan dengan laser beresolusi tinggi.
Selain Indonesia, negara mana yang menggunakan pesawat jet tempur Rafale? India sudah lebih dulu memesan pesawat jet tempur Rafale sebanyak 36 unit seharga US$ 8,78 miliar pada 2016. Pesawat pertama telah diserahkan menhan Prancis kepada Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, pada Oktober 2019.
Seperti dilansir Business Insider, pembelian pesawat tempur ini sempat ditolak oleh Partai Kongres Nasional India. Partai itu menuduh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi membeli pesawat dengan harga tiga kali lebih mahal dibandingkan harga yang ditawarkan kepada partai oposisi sebelum Modi berkuasa pada 2014.