Nissan PHK 12.500 Karyawan Secara Bertahap dalam Dua Tahun
PT Nissan Motor Indonesia mengkonfirmasi mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akan dilakukan Nissan Motor terhadap 12.500 orang karyawannya di seluruh dunia. Angka itu membengkak dari yang diberitakan sebelumnya sebanyak 10 ribu orang karyawan. Langkah tersebut diambil sebagai upaya Nissan memperbaiki operasi dan efisiensi.
"Kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi," kata President Director PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Isao Sekiguchi dalam keterangan resmi yang diterima katadata.co.id, Selasa (30/7).
Pernyataan Sekiguchi ini seperti yang disampaikan CEO Nissan Motor Co. Hiroto Saikawa saat konferensi pers di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pekan lalu, menyatakan ratusan pekerja di Indonesia dapat terkena PHK.
(Baca: Kinerja Bisnis Turun, Nissan PHK 10 Ribu Karyawan )
Pengurangan karyawan akan dilakukan secara bertahap selama dua tahun, periode 2020-2021. Nissan belum memberikan data detail mengenai jumlah karyawan Nissan di Indonesia.
"Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini,” kata Sekiguchi.
PHK terjadi di tengah upaya perusahaan memperbaiki kinerja operasional dan efisiensi investasi, yang akan dilakukan secara bertahap hingga Maret 2023.
(Baca: Kinerja Bisnis Turun, Nissan PHK 10 Ribu Karyawan )
Secara global, Nissan akan menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di delapan lokasi. Sedangkan untuk periode 2020-2021, produsen otomotif Jepang ini akan menghentikan atau mengurangi kapasitas pabrik di 6 lokasi. "Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang," katanya.
Namun, perusahaan enggan merinci di lokasi dan di negara mana saja Nissan akan melakukan pemangkasan karyawan. Di Indonesia, Nissan memiliki pabrik di Purwakarta, Jawa Barat. Pabrik tersebut saat ini hanya diperuntukkan merakit kendaraan Datsun.
Mengutip dari Reuters, PHK Nissan kali ini merupakan yang terdalam sejak 2009. Langkah tersebut akan menyusutkan produksi Nissan sekitar 10%.
(Baca: Penjualan Mobil Domestik Merosot 13% di Semester I 2019)
Sebagai informasi, Nissan menghadapi guncangan bisnis setelah mantan CEO Carlos Ghosn didakwa melakukan skandal keuangan, meski sempat dibantah. CEO Nissan yang baru, Hiroto Saikawa mendapat tugas berat untuk melanjutkan bisnis perusahaan, termasuk memperbaiki hubungan mereka dengan mitra aliansinya asal Prancis, Renault SA.
Selain itu, turunnya penjualan Nissan di Eropa dan Amerika Serikat disebut turut berkontribusi terhadap anjloknya pendapatan perusahaan hingga 40% pada tahun fiskal 2018. Penurunan tersebut juga tercatat sebagai yang terendah dalam 11 tahun.