Produksi Terkendala Cuaca, Impor Kopi Meningkat

Michael Reily
26 April 2018, 19:03
Kopi Gayo
Junaidi Hanafiah/Anadolu Agency
Kopi Gayo terkenal sebagai salah satu kopi terbaik dunia. Dibudidayakan menggunakan pupuk organik dan digerakkan oleh masyarakat lokal, dengan rata-rata kepemilikan lahan yang tidak terlalu luas, sekitar 1-2 hektare.\

“Sementara untuk konsumsinya, tahun ini diperkirakan stagnan di kisaran 300 ribu ton,” ujarnya.

Untuk meningkatkan produksi, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang mengungkapkan perkebunan kopi masih membutuhkan replanting  atau penanaman baru sekitar 30% dari total  luas lahan kopi sebesar 1,2 juta hektare. Produksi dan produktivitas kopi diharapkan bisa makin optimal bila didukung dengan  penggunaan bibit yang lebih berkualitas.

(Baca Juga : Konsumsi Kopi Naik Tajam, Produksinya Stagnan)

Guna mendukung peningkatan produktivitas, Kementerian Pertanian tahun ini berencana  melakukan replanting terhadap 16.400 hektare lahan. Dana yang digunakan berasal dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN). "Tujuannya agar produktivitas meningkat hingga 2 ton per hektare," ujar Bambang.

Dari total produksi, lebih dari 70% produksi masih dalam bentuk kopi robusta, sisanya merupakan kopi arabika. Namun, ke depan pemerintah berencana lebih menggenjot produksi  kopi arabika. “Kami akan ganti kopi robusta di dataran ringgi dengan kopi arabika yang lebih cocok iklimnya,” kata Bambang.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...