Tiket Mahal, Penerbangan Tambahan Bandara Bali Turun Tajam
Pengajuan extra flight atau penerbangan tambahan maskapai di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, selama musim libur Lebaran 2019 menurun tajam hingga 254%. Tingginya harga tiket pesawat yang mempengaruhi utilitas penumpang disinyalir menjadi salah satu penyebab turunnya pengajuan penerbangan tambahan di bandara tersebut.
"Pengajuan extra flight per tanggal 28 Mei 2019 tercatat ada 216 pengajuan. Bila dibandingkan dengan pengajuan tahun laku, angka tersebut turun sekitar 254%," kata Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I, Arie Ahsanurrohim, di Mangupura, Bali, Rabu (29/5).
Dari data yang dihimpun hingga H-1 operasional posko Lebaran, baru dua maskapai yang mengajukan permohonan penerbangan tambahan, yaitu Batik Air dan AirAsia.
(Baca: Meski Tiket Mahal, Menhub Klaim Penumpang Pesawat Naik Tiga Persen)
Dari dua maskapai tersebut, total permohonan penerbangan tambahan sejumlah 216 penerbangan, dengan rincian AirAsia mengajukan 84 permohonan dan Batik Air dengan 132 permohonan.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah itu turun tajam yang mencapai 765 permohonan penerbangan tambahan.
"Namun demikian, angka tersebut adalah jumlah pengajuan penerbangan tambahan, belum tentu akan diutilisasi atau digunakan semuanya. Nanti pada saat akhir posko akan kami akan laporkan berapa persen angka utilisasinya," kata Arie.
Terkait penyebab turunnya pengajuan penerbangan tambahan, ia mengatakan hal tersebut terkait dengan lalu lintas penumpang yang terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
"Seperti data bulan lalu penumpang domestik turun 9%. Angkutan Lebaran lebih condong penerbangan tambahannya adalah penerbangan domestik, bukan internasional. Sedangkan di penerbangan internasional tanpa extra flight pun angkanya sudah tumbuh sekitar 14%," katanya.
(Baca: Tiket Mahal Menggerus Pendapatan Angkasa Pura I Rp 300 Miliar)
Ia mengakui masih tingginya harga tiket penerbangan pesawat juga merupakan salah satu faktor turunnya pengajuan penerbangan tambahan di bandara tersebut.
"Namun sisanya adalah analisa history traffic dari masing-masing maskapai. Karena tidak mungkin maskapai mengajukan extra flight dengan kalkulasi akan merugi. Maskapai akan mengajukan penerbangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing," kata Arie.
(Baca: Tiket Pesawat Mahal, Pemudik Gunakan Tol Merak-Tangerang Melonjak)
Meski demikian, dia menegaskan pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tidak terdampak kerugian apapun terkait penurunan jumlah pengajuan penerbangan tambahan tersebut.
Sebab, extra flight masuk kategori penerbangan tak terduga sehigga tidak masuk dalam perhitungan bandara. Pihaknya hanya berfokus pada pelayanan angkutan Lebaran untuk mengakomodir penumpang selama arus mudik.