Kenali Konsumen, Kunci Unifam Arungi Bisnis di Masa Krisis Covid-19

Happy Fajrian
25 Februari 2021, 20:54
perilaku konsumen, kunci bisnis, covid 19
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Suasana pusat perbelanjaan di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Minggu (7/6/2020) yang sepi imbas kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penularan Covid-19.

“Padahal dua tahun lalu Lemonilo itu tidak ada penjualan, tapi sekarang luar biasa kenaikannya karena dinilai lebih sehat,” kata dia.

Lima Perubahan Perilaku Konsumen yang Terjadi Akibat Pandemi Covid-19

Head of Large Customer Marketing Google Indonesia, Muriel Makarim mengatakan bahwa dengan memahami keinginan konsumen, perusahaan dapat menghasilkan produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Dalam Report Google Year in Search 2020, terdapat lima kunci utama yang dapat digunakan oleh pemasar dalam memahami konsumen Indonesia. Pertama adalah individual matters atau masalah individu.

“Pandemi membuat masyarakat lebih memahami masalah individu, seperti kesehatan mental dan kesetaraan gender. Brand harus menangkap momentum ini untuk menghadirkan kampanye yang menyentuh emosi konsumen,” ujarnya.

Kedua, higher purpose di mana masyarakat saat ini lebih peduli terhadap sesama. Hal ini berpengaruh pada preferensi produk atau layanan yang ingin digunakan. Konsumen tidak hanya membeli produk, tapi juga ingin mendukung brand atau perusahaan yang memiliki value sesuai dengan konsumen.

“Saat ini sudah banyak brand yang menyentuh emosi konsumen dengan menciptakan kampanye berdasarkan nilai-nilai personal dari masyarakat. Produk kecantikan misalnya yang saat ini banyak membuat produk sustainable,” jelas Muriel.

Ketiga adalah whole selves, menekankan pada perubahan kebiasaan di masyarakat yang juga berdampak pada dunia bisnis. Perubahan ini menuntut dunia bisnis untuk mempelajari kembali norma-norma baru di masyarakat untuk membuat produk dan layanan yang sesuai.

Keempat, sweet relief atau hiburan. Kebutuhan terhadap hiburan semakin besar saat masa pandemi. Apalagi ketika batas antara urusan kerja dan pribadi telah melebur. Brand dituntut untuk membuat strategi marketing yang dapat menarik konsumen dengan cara yang sopan dan menyenangkan.

Terakhir, future proofing. Pandemi menjadi wake up call bagi masyarakat Indonesia untuk lebih mempersiapkan masa depan. Brand kemudian perlu memahami apa yang konsumen pikirkan mengenai masa depan. Setelahnya, ciptakan layanan dan produk yang bisa berguna untuk masa depan konsumen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...