Kunci Sukses Chavalier Pasarkan Sepatu Lokal hingga Empat Benua

Image title
Oleh Ekarina
22 Oktober 2020, 19:00
Ilustrasi brand sepatu Chevalier. Brand lokal ini telah berhasil diekspor hingga ke empat benua.
Chevalierstore.com
Ilustrasi brand sepatu Chevalier. Brand lokal ini telah berhasil diekspor hingga ke empat benua.

Meski begitu, pandemi corona juga diakui ikut berdampak terhadap ekspor sepatunya akibat pembatasa atau karantina wilayah (lockdown) di negara pemesan. 

Selain Cavelier, saat ini Egar pun sukses mengembangkan empat  brand lokal lainnya, yakni Cannes, Socia, Monoka, dan bisnis terbarunya di dunia interior, yaitu Etraworks.

UMKM sepatu yang juga sukses di pasaran yakni Brodo Footwear. Diirintis pada 2010, oleh CEO Yukka Harlanda dan temannya, Putera Dwi Karunia yang saat itu masih berstatus mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kini, jumlah pegawainya sudah mencapai 130 orang.

Yukka bercerita, dalam membuat produk, Brodo fokus pada dua hal yakni fungsi dan emosional. Dari sisi fungsi, ia menggunakan bahan-bahan berkualitas supaya nyaman dipakai sehari-hari oleh pengguna. Dengan begitu, harga yang dibanderol sesuai dengan kualitas yang ditawarkan. “Kami harus pastikan, itu harga dan kualitas terbaik yang kami berikan,” ujarnya.

Lalu, dari sisi emosional, ia selalu menyematkan narasi di setiap produk-produknya. Misalnya, untuk produk ventura parang jati dibuat untuk melestarikan budaya Indonesia dengan bahan baku yang diperoleh di dalam negeri.

“Untungnya, laki-laki itu kalau suka sama satu produk, tidak akan pindah ke merek yang lain. Perilaku itu membantu kami,” ujar dia. Pada mulanya, produk Brodo dipasarkan lewat media sosial seperti Kaskus, Facebook, dan Blackberry Messenger.

Baru setahun kemudian, Brodo mulai memasukkan produknya di perusahaan retail The Goods Dept. dan beberapa outlet distro di Jakarta dan Bandung. Kini, Brodo sudah memiliki situs sendiri. Selain itu, Brodo menggandeng e-commerce seperti Shopee untuk memasarkan produknya.

Brodo memperluas pasar ke luar negeri yakni Vietnam dan Filipina. Sebab, ia mencatat pesanan dari kedua negara itu cukup besar. Selain itu, konsumen asal Jepang juga banyak memesan produk Brodo.

Ekspor alas kaki dan sepatu sempat terganggu selama pandemi corona. Survei Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menunjukkan, permasalahan pasar ekspor industri alas kaki saat ini karena diterapkannya lockdown di sejumlah negara tujuan utama ekspor. Sementara untuk industri orientasi pasar domestik, permasalahannya adalah sepi pemesanan.

Hal tersebut lantaran buyer (pemilik merek lokal) membatalkan pemesanan dan meminta penundaan pengiriman karena adanya pembatasan sosial berskala besar (PSSB). Sebagai informasi, survei ini dilakukan secara internal terhadap perusahaan yang tergabung sebagai anggota Aprisindo.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...