Jack Ma "Menghilang", Zhong Shanshan Jadi Orang Terkaya Baru di Asia
Miliarder asal Tiongkok Zhong Shanshan menduduki peringkat pertama daftar orang terkaya di Asia. Kekayaan pengusaha air minum kemasan ini bahkan berhasil mengungguli pendiri Alibaba, Jack Ma (US$ 50,6 miliar) dan pendiri Reliance Industries dari India, Mukesh Ambani (US$ 76,6 miliar).
Mengutip Bloomberg Billionaires Index, Zhong memiliki kekayaan bersih US$ 77,8 miliar atau setara Rp 1.080 triliun pada 2020. Dengan kekayaan ini, ia berhasil menempati peringkat ke-11 sebagai orang terkaya di dunia, tepat di bawah pendiri Oracle Larry Ellison dengan kekayaan US$ 79,7 miliar.
Kekayaan Shanshan didapat dari perusahaan air minum kemasan Nongfu Spring dan raksasa farmasi Tiongkok, Beijing Wantai Biological Pharmacy Enterprise yang memproduksi vaksin dan alat tes hepatitis.
Nongfu Spring melaporkan pendapatan perusahaan US$ 3,5 miliar sepanjang 2019. Sedangkan kekayaan dari perusahaan farmasi Shanshan, sebesar US$ 171 juta.
Pada 2020, kekayaan bersih Shanshan melesat setelah ia membawa kedua perusahaannya go-public. Perusahaan Farmasi Biologi Beijing Wantai melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) di Shanghai Stock Exchange pada April tahun lalu. Sedangkan Nongfu Spring yang menggelar IPO senilai US$ 1,1 miliar di bursa Hong Kong pada September.
Kepala Investasi Adams Asset Management Hong Kong, Brock Silvers menyatakan Nongfu sukses lantaran perusahaan cukup solid dan mengedepankan model bisnis yang mampu meningkatkan laba perusahaan.
Nilai pasar saham Nongfu Spring saat ini US$ 43,8 miliar. Pada 2020, Nongfu mencatat kenaikan pendapatan 17%. Sebanyak dua per tiga pendapatannya dihasilkan dari penjualan air minum kemasan, sisanya disumbang lini produk minuman seperti jus dan minuman berbahan dasar teh.
Meski sukses berbisnis, miliarder berusia 66 tahun ini dikenal sebagai Lone Wolf (Serigala Penyendiri) yang jarang tampil di publik dan tak terafiliasi dengan politik ataupun kelompok bisnis.
"Saya orang yang menyendiri, dan saya tidak peduli apa yang rekan-rekan saya lakukan atau pikirkan," kata Shanshan, mengutip Business Insider, Senin (4/1).
Pria kelahiran 1954 ini sempat putus sekolah saat berusia 12 tahun di tengah ledakan revolusi budaya Cina. Oleh sebab itu, ia pun menggeluti dunia kerja. Sebelum mendirikan Nongfu Spriring, dia sempat bekerja sebagai reporter, pekerja kontruksi hingga penjual minuman.
Shanshan sempat bekerja sebagai reporter surat kabar pada 1980. Setelah mengenyam pendidikan di Universitas Tiongkok dan menjadi wartawan, dia pun mulai membangun Nongfu Spring.