Dua Emiten Menara Telekomunikasi Berutang untuk Ekspansi & Refinancing

Image title
2 Oktober 2019, 20:38
TOWR dapat pinjaman dari Bank Mandiri. Sedangkan TBIG memberikan jaminan terkait hedging atas pembiayaan yang diperoleh anak usahanya.
ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA
Ilustrasi, petugas melakukan pemeliharaan berkala menara (tower) telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), di Pantai Cermin, Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (2/10/2019). TOWR dapat pinjaman dari Bank Mandiri. Sedangkan TBIG memberikan jaminan terkait hedging atas pembiayaan yang diperoleh anak usahanya.

Dua pemain besar bisnis menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan aksi korporasi terkait pembiayaan pada hari ini (2/10). Setelah pengumuman itu, harga saham TOWR turun 3,88%, sedangkan TBIG naik 1,63% pada penutupan perdagangan hari ini.

Sarana Menara melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Iforte Solusi Infotek (Iforte) mendapat fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Penandatanganan Perjanjian Kredit di antara perusahaan ini dilakukan pada 30 September 2019 lalu.

Dalam keterbukaan informasi TOWR, pinjaman yang diperoleh kedua entitas anak itu terbagi menjadi dua fasilitas yakni A dan B. Pertama, Bank Mandiri memberikan Fasilitas Pinjaman A senilai Rp 3 triliun.

Jangka waktu pinjaman tersebut 60 bulan sejak tanggal penandatangan atau jatuh tempo pada30 September 2024. Fasilitas ini memiliki bunga dengan marjin yang berlaku yaitu 1,59% per tahun.

Fasilitas Pinjaman A itu terdiri dari dua opsi pinjaman yang bisa dipilih oleh entitas anak TOWR. Opsi pertama, pinjaman berjangka Rp 2 triliun untuk Protelindo, di mana Iforte hanya memperoleh maksimal Rp 1 triliun. 

(Baca: TOWR Perbarui Kontrak Sewa 9.000 Menara Dua Operator Telekomunikasi)

Pinjaman ini akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) yang telah dijadwalkan oleh kedua perusahaan. Selain itu, tambahan modal itu akan dipakai untuk refinance transaksi obligasi Protelindo yang jatuh tempo November 2019.

"Namun, (penggunaan pinjaman ini) tidak termasuk belanja modal yang tidak berjadwal atau untuk keperluan akusisi oleh Protelindo dan Iforte," demikian dikutip dari keterbukaan informasi tersebut.

Opsi kedua, Bank Mandiri memberikan pinjaman berjangka sampai dengan Rp 3 triliun bagi Protelindo saja. Protelindo bakal menggunakan dana segar itu untuk membiayai belanja modal yang tidak dijadwalkan, termasuk akusisi. Namun target akuisisinya harus mendapat persetujuan dari Bank Mandiri.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...