Bertambah Satu, 14 Orang Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Semeru
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru mencapai 14 orang pada Minggu (5/12) per Pukul 17.30 WIB. Namun ada lima yang belum diidentifikasi.
“Jumlahnya bertambah satu orang dari pengumuman tadi siang,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaa BNPB Abdul Muhari saat konferensi pers virtual, Minggu (5/12).
Dia juga menyampaikan, korban luka berat mencapai 35 orang. Sedangkan luka ringan 21 orang. Maka, total 56 orang.
“Jumlah total korban luka berkurang dari Siang tadi 69 orang,” kata dia.
Namun, ia menyampaikan bahwa belum ada posko terpadu tanggap darurat. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meminta agar posko terpadu dibentuk malam ini.
BNPB melalui Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan mengirimkan bantuan dalam rangka penanganan darurat pasca-erupsi Gunung Semeru. Selain itu, ada beberapa lembaga yang memberikan bantuan.
Pengiriman bantuan logistik tahap pertama tersebut bersamaan dengan kehadiran Tim Reaksi Cepat (TRC), serta perwakilan kementerian dan lembaga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Kepala BNPB Suharyanto tiba di Bandar Udara Juanda, Surabaya pada Minggu (5/12) Pukul 08.00 WIB. Ia langsung bertolak menuju Kabupaten Lumajang melalui jalan darat untuk meninjau lokasi terkena dampak erupsi Gunung Semeru.
“Bantuan yang diberikan pada tahap awal nilainya Rp 1,1 miliar,” demikian dikutip dari keterangan pers.
Bantuan yang diberikan berupa:
- Makanan siap saji 1.374 paket
- Lauk pauk 1.377 paket
- Selimut 2.000 lembar
- Matras 900 lembar
- Masker KF 94 20 ribu
- Dua unit tenda pengungsi
BNPB juga memberikan dana tunggu kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Semeru. Uang ini bisa digunakan untuk menyewa rumah.
Sejumlah rumah warga rusak akibat tertimbun abu vulkanik dari erupsi Gunung Semeru. Suharyanto mengatakan, instansi akan membangun kembali rumah masyarakat yang rusak.
“Selagi menunggu dibangun, kami akan memberikan dana tunggu kepada mereka yang terkena dampak, untuk menyewa rumah sementara selama enam bulan,” kata Suharyanto dalam keterangan pers.
Ia berharap, rumah warga yang rusak dapat dibangun kembali di lokasi yang lebih aman selama enam bulan. Saat ini, rencana pembangunan menunggu izin pengggunaan lahan dari pemerintah daerah (pemda).
“BNPB bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Dinas PUPR akan terus mengawal perizinan itu,” ujar dia.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansah menambahkan, setiap kepala keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan dan tidak dapat ditinggali kembali, akan mendapatkan Rp 500 ribu per bulan. Ini diberikan selama enam bulan.
Hingga saat ini, BNPB, BPBD, dan instansi terkait masih melakukan asesmen dan pendataan cepat kerusakan rumah akibat erupsi Gunung Semeru.