Layanan Pesan-Antar Makanan Jadi Tren, Riset Nielsen: GoFood Pionirnya
Nielsen Singapura dalam laporannya menyebutkan, layanan pesan-antar makanan mulai menjadi tren di Indonesia. Karena itu, potensi bisnisnya dinilai cukup besar. Salah satu pelopor layanan ini adalah GoFood dari Gojek.
Executive Director of Consumer Insights Nielsen Singapura Garick Kea menyampaikan, GoFood dan GrabFood menjadi layanan yang kian digemari konsumen di Indonesia, khususnya di perkotaan. “Hal yang sangat unik adalah GoFood menjadi pelopor layanan ini,” katanya di Jakarta, Kamis (19/9).
Nielsen Singapura pun melakukan survei terhadap 1.000 responden di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Medan dan Makassar. Sebanyak 95% di antaranya membeli makanan siap santap dalam tiga bulan terakhir.
Dari jumlah tersebut, 58% di antaranya menggunakan layanan pesan-antar makanan via aplikasi seperti GoFood dan GrabFood. Rerata mereka memesan 2,6 kali lipat per minggu. Berkaca dari data ini, menurutnya layanan pesan-antar makanan sangat potensial.
Ada beberapa alasan yang membuat layanan ini kian diminati. Utamanya, karena menghemat waktu dan tenaga. Lalu, ada banyak promosi. Selain itu, pilihan pembayaran dan jenis makanannya banyak.
(Baca: Gojek Klaim GoFood Kuasai Pangsa Pasar di Asia Tenggara)
Nielsen menyebutkan bahwa GoFood merupakan fitur pada aplikasi yang banyak dipilih konsumen. Pertama, 42% konsumen menilai layanan ini sangat tepat waktu. Kedua, 44% menilai pengemudi ojek online yang ramah. Ketiga, 45% menyebut ada banyak pilihan restoran dan makanan.
Secara keseluruhan, Garick menyebutkan ada tiga alasan konsumen memilih layanan pesan-antar makanan. “Faktor itu adalah kenyaman, promosi, dan apa yang berbeda dibanding layanan serupa lainnya,” kata dia.
(Baca: Babak Baru Pertarungan Gojek dan Grab di Tiga Layanan)
Adapun responden yang disurvei berusia 18-45 tahun dan menggunakan layanan pesan-antar makanan dalam tiga bulan terakhir. Survei dilakukan secara online dengan durasi hingga 25 menit, selama 17-29 Mei 2019. Tingkat kesalahan survei ini (margin of error) 3,1%.