Kominfo Ungkap 4 Sebab Layanan Digital Belum Optimal Saat Pandemi
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyadari bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berperan penting saat pandemi corona dan normal baru (new normal). Namun ada empat tantangan agar layanan digital optimal mendukung penerapan protokol kesehatan dan produktivitas.
“Tantangan itu harus dikelola dengan strategis oleh sektor TIK di masa sekarang dan era new normal, yang menuntut percepatan tranformasi digital di semua sektor, termasuk UMKM,” kata Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo Ismail dikutip dari siaran pers, Jumat (26/6).
Tantangan pertama, penuntasan pembangunan infrastruktur digital atau telekomunikasi yang mendorong percepatan pembangunan konektivitas hingga ke perdesaan. Utamanya, yang belum terjangkau layanan 4G.
Kedua, menjaga kedaulatan data. Ketiga, mendorong tumbuhnya platform dan aplikasi lokal yang mampu memberdayakan beragam sektor, mulai dari pertanian, Pendidikan hingga kesehatan. Terakhir, pembangunan talenta digital.
(Baca: Huawei Janji Perkuat Infrastruktur Digital Indonesia di Tengah Pandemi)
Oleh karena itu, pemerintah akan mendesain model kolaborasi baru untuk pembangunan akses komunikasi yang mampu menjangkau desa, dalam jangka pendek. Lalu, mendorong terselenggaranya gotong-royong menyediakan platform yang dibutuhkan pada masa normal baru.
Langkah berikutnya, menangkap peluang value chain ekonomi digital yang belum terisi. Kemudian, meningkatkan adopsi dan utilisasi digital, terutama dalam mendorong UMKM untuk berjualan online. Serta, membangun kultur baru berbasis teknologi digital.
Sedangkan Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono menyarankan tiga hal kepada pemerintah. Pertama, memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk membuat program prioritas nasional. “Fokus pada penguatan infrastruktur digital,” katanya.
(Baca: Ada Kekhawatiran Gelombang Kedua Corona, 5G Makin Diminati)
Kedua, mengharmonikan para penyedia infrastruktur digital dari layer devices, network hingga pengembang platform dan aplikasi. Terakhir, segera membentuk gugus tugas untuk mengoordinasikan penguatan layer network, yang juga merupakan infrastruktur fisik pembentuk ruang siber.
Sebelumnya, Kominfo mengajukan tambahan anggaran untuk mendukung percepatan digitalisasi pada tahun depan. Salah satunya untuk mengoptimalkan layanan teknologi informasi dan telekomunikasi, termasuk internet.
Setidaknya, butuh Rp 22,57 triliun untuk program digitalisasi nasional. Kementerian pun mengajukan anggaran belanja tambahan (ABT) Rp 2,33 Triliun.
Anggaran itu mempercepat pembangunan infrastruktur digital seperti Base Transceiver Station (BTS), akses internet di wilayah non-komersial, dan persiapan pusat data nasional pada 2021. (Baca: Optimalkan Internet Saat Normal Baru, Kominfo Minta Tambahan Anggaran)