Grab Dikabarkan dalam Pembicaraan dengan Bank untuk Galang Rp 7,4 T
Perusahaan penyedia layanan on-demand, Grab dikabarkan dalam pembicaraan dengan bank untuk mengumpulkan dana hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun. Negosiasi ini terkait fasilitas pinjaman (loan facility).
Kabar tersebut diungkapkan oleh dua sumber DealStreetAsia. Katadata juga sudah mengonfirmasi kabar ini kepada Grab. Namun, belum ada tanggapan hingga berita ini diturunkan.
Akan tetapi, Grab Financial memang dikabarkan tengah mencari investasi US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,55 triliun sejak awal tahun ini. Dana segar itu akan digunakan untuk memperkuat merek, sehingga unit bisnis Grab ini bisa beroperasi secara mandiri.
(Baca: Dikabarkan Merger dengan Gojek, Grab Justru Dapat Investasi Rp 11,8 T)
Informasi itu diungkapkan salah satu eksekutif yang mengetahui persoalan tersebut, kepada FinanceAsia. “Tidak jelas apakah dana US$ 300 juta akan berasal dari investasi luar, suntikan tunai dari Grab atau campuran keduanya,” demikian dikutip dari FinanceAsia, pada Maret lalu (17/3).
Sedangkan Grab sudah mendapatkan pendanaan US$ 850 juta atau sekitar Rp 11,84 triliun dari investor Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc dan TIS Inc akhir Februari (25/2). Dana segar ini akan digunakan untuk menyediakan layanan keuangan yang dapat diakses konsumen di Asia Tenggara.
Bank terbesar di Jepang, MUFG akan menginvestasikan US$ 706 juta atau sekitar Rp 9,84 triliun. Sedangkan TIS menanamkan modal US$ 150 juta atau Rp 1,46 triliun.
(Baca: Grab Financial Disebut Cari Modal Rp 4,55 T untuk Perkuat Merek)
Di bawah kemitraan dengan MUFG, Grab mengembangkan produk dan layanan keuangan generasi berikutnya berdasarkan insight dari data pelanggan yang dianalisis. Lalu, Grab dan TIS akan meningkatkan infrastruktur pembayaran digital di Asia Tenggara dan Jepang.
Sedangkan pesaingnya, Gojek dikabarkan memperoleh investasi US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18 triliun pada Maret lalu. Pada Juni, Gojek mengumumkan Facebook dan PayPal resmi menjadi investor, yang terlibat dalam penggalangan dana terbaru.
Selain itu, Google dan Tencent kembali menambah investasinya di perusahaan. Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menilai, pendanaan ini merupakan pengakuan perusahaan teknologi dunia terhadap dampak positif Gojek terhadap Indonesia dan Asia Tenggara.
“Kami melihat peran Gojek dalam mensinergikan para ahli di seluruh dunia, memfasilitasi kolaborasi guna menghasilkan masa depan yang lebih baik di Asia Tenggara,” katanya dikutip dari siaran pers, Juni lalu (3/6).
(Baca: Gojek Jadi Perusahaan RI Pertama yang Kantongi Pendanaan dari Facebook)