Okupansi Hotel Mulai Naik, OYO, RedDoorz & Booking.com Menggeliat Lagi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat penghunian kamar hotel klasifikasi bintang di Indonesia naik 8,37 poin menjadi 28,07% pada Juli. Startup jaringan hotel seperti OYO, RedDoorz, Booking.com pun menyiapkan fitur khusus untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan saat pandemi corona.
OYO meluncurkan fitur check-in tanpa sentuhan pada hari ini (7/9). Pengguna atau tamu dapat melakukan check-in tanpa harus berinteraksi langsung dengan staf hotel.
Country Head OYO Hotels & Homes Indonesia Eko Bramantyo mengatakan, fitur tersebut bertujuan memberi rasa aman kepada para tamu yang menginap di tengah pandemi Covid-19. Harapannya, permintaan pemesanan dan okupansi hotel OYO pun terus meningkat.
"Dalam proses pemulihan di industri ini, menjaga kepercayaan dan keamanan para tamu menjadi kunci," kata Eko dikutip dari siaran pers, Senin (7/9).
Tamu akan menerima tautan melalui SMS, WhatsApp, atau banner contactless check-in di dalam aplikasi OYO saat memesan kamar hotel. Untuk proses verifikasi, tamu cukup mengisi ID pemesanan, tanggal check-in, data diri setiap tamu yang datang, serta foto KTP.
Setelah itu, tamu dapat mencari tanda 'Online Check-in' pada pemesanan. Ketika sampai di hotel, tamu dapat menunjukkan ID fisik mereka untuk diverifikasi secara digital melalui aplikasi oleh petugas resepsionis.
Fitur itu merupakan tindak lanjut dari inisiatif perusahaan yakni Sanitized Stay. "Seiring dengan meningkatnya permintaan, OYO terus berupaya memastikan bahwa kami bersama mitra hotel menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan secara ketat di setiap properti," ujarnya.
Berdasarkan data internal OYO, tingkat okupansi mulai menunjukkan tren positif dan meningkat 70% dari titik terendah pada Mei lalu. Tingkat okupansi berangsur naik, rata-rata 20% setiap bulannya.
Sebanyak 92% pemesanan selama pandemi, dilakukan melalui kanal penjualan yang dikelola oleh OYO seperti aplikasi, web, dan micro market selling. Sisanya berasal perusahaan online travel agent (OTA) atau kanal lainnya.
Selain OYO, Booking.com menghadirkan fitur ‘langkah-langkah kesehatan dan keselamatan’ pada Juli lalu. Ini memungkinkan mitra hotel untuk memilih berbagai langkah kesehatan dan keselamatan sesuai kebutuhan.
Langkah kesehatan yang dimaksud terkait kebersihan, sanitasi, jarak sosial dan keamanan makanan. Pilihan mereka akan ditampilkan di situs Booking.com yang ada di halaman properti.
"Seiring perkembangan situasi, kami terus memperbarui dukungan, termasuk peningkatan transparansi kepada konsumen seputar informasi kesehatan dan keselamatan," kata Direktur Regional Asia Selatan Booking.com Vikas Bhola, dikutip dari siaran pers, pada Juli lalu (6/7).
Sedangkan startup hotel lainnya, RedDoorz bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) meluncurkan program sertifikasi 'HygienePass' bagi para mitra. Ini untuk memberikan standardisasi higienis dan kebersihan hotel.
Pendiri sekaligus CEO RedDoorz Amit Saberwal mengatakan, 1.400 mitra di Indonesia menjalani audit komprehensif untuk mendapatkan program sertifikasi tersebut. "Sertifikasi juga akan terbuka untuk diadopsi oleh setiap bisnis hotel yang ingin memenuhi standar kebersihan dan sanitasi yang baru,” katanya, dikutip dari siaran pers.
Persyaratan untuk mendapatkan sertifikat yakni setiap hotel secara rutin menerapkan beberapa tindakan kebersihan dan higienis setiap hari. Ini meliputi pemeriksaan suhu tubuh karyawan dan tamu, menerapkan metodologi pembersihan khusus, dan menyediakan produk anti-bakteri.
Selain itu, menyediakan peralatan untuk disinfeksi kamar dan area publik, serta meningkatkan praktik kebersihan umum. "Proses audit komprehensif akan dilakukan dan dinilai secara independen oleh IAKMI,” katanya.
RedDoorz juga meluncurkan program 'Hope Hotline'. Melalui program ini, perusahaan menyediakan layanan sesi penyuluhan kepada mitra secara online, dengan menggaet konselor dan psikolog.
"Kami berharap sesi penyuluhan dapat memberikan perasaan positif dan optimisme," ujar Amit. Khusus di Indonesia, RedDoorz bermitra dengan startup KALM.
Data BPS memang menunjukkan tingkat okupansi hotel meningkat dari Juni ke Juli. Namun tingkat okupansinya menurun 28,66 poin jika dibandingkan Juli tahun lalu, yang mencapai 56,73%.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pun mencatat, tingkat okupansi hotel di DKI Jakarta dan Semarang masih di kisaran 15%. Sedangkan di kota lain seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Medan baru 10%.
Rasio hunian hotel di Batam hanya sekitar 3% dan Bali 1%.
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, 95% pengusaha hotel terpaksa masih merumahkan karyawannya. Selain itu, mereka memerlukan bantuan modal kerja untuk memulai usaha lagi.