Gojek Dikabarkan Rambah Bisnis E-Commerce Lewat GoStore
Perusahaan penyedia layanan on-demand, Gojek dikabarkan menyiapkan layanan baru di bidang e-commerce dengan nama GoStore. Produk anyar ini diluncurkan melalui startup kasir digital (point of sale/POS) Moka, yang diakuisi pada April lalu.
Namun, Gojek enggan menanggapi kabar tersebut. "Kami belum dapat berkomentar mengenai hal ini," kata VP Corporate Communication Gojek Audrey Petriny kepada Katadata.co.id, Senin (19/10).
Ia menyampaikan bahwa perusahaan akan terus berinovasi menghadirkan layanan terbaru untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). "Ini agar UMKM terus maju dan lebih mudah menerapkan digitalisasi pada setiap langkah operasional bisnis sehari-hari," ujarnya.
Dikutip dari laman website resmi Moka, GoStore merupakan etalase digital yang memungkinkan pedagang membuat toko online sendiri. Platform ini akan terhubung dengan media sosial untuk menjangkau lebih banyak pengguna.
Pengguna hanya perlu mengatur katalog melalui Moka Bakcoffice dan menyelaraskannya di situs website sendiri atau akun media sosial. GoStore juga dilengkapi dengan ringkasan penjualan harian dan laporan stok barang.
Selain itu, Gojek akan mengintegrasikan GoStore dengan layanan lainnya seperti GoPay dan GoSend.
Hingga April lalu, Moka sudah menggaet 40 ribu pebisnis di 200 kota Indonesia. Startup ini menyediakan solusi mulai dari perangkat POS, sistem pembayaran, pembukuan hingga pengadaan bahan baku, dan peminjaman modal usaha.
Sedangkan Gojek menggaet 265 ribu UMKM selama pandemi corona. Secara total, decacorn ini menggaet 600 ribu lebih mitra GoBiz dan 500 ribu GoFood.
"Digitalisasi UMKM telah terbukti menjadi jawaban untuk akselerasi gerak roda perekonomian, terutama di tengah situasi pandemi seperti sekarang," kata Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan Gojek Shinto Nugroho dikutip dari siaran pers, hari ini (19/10).
Jika layanan GoStore itu benar dirilis, maka Gojek semakin memperluas akses bagi UMKM untuk mendigitalisasikan bisnisnya. Di satu sisi, bisnis e-commerce memang semakin diminati selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan data dari Facebook dan Bain and Company, nilai transaksi belanja online di Indonesia diperkirakan hampir US$ 72 miliar atau sekitar Rp 1.047,6 triliun pada 2025. Angka ini juga melonjak dibandingkan proyeksi awal US$ 48 miliar.
Selain itu, laporan AppsFlyer bertajuk ‘The State of Shopping App Marketing 2020 Edition’ menunjukan bahwa waktu yang dihabiskan konsumen Indonesia di platform e-commerce meningkat 70% selama Februari-Juni. Ini bertepatan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Managing Director dan President AppsFlyer APAC Ronen Mense menyampaikan, pengguna di Tanah Air rerata berbelanja enam kali di aplikasi belanja selama April lalu. “Kami memperkirakan angkanya terus meningkat dengan adanya kampanye 11.11 pada November dan musim liburan akhir tahun,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, September (17/9) lalu.