Tiongkok Minta Jack Ma Rombak Bisnis Ant Group dan Fokus di Pembayaran
Regulator bidang keuangan Tiongkok meminta Jack Ma untuk mengendalikan bisnis Ant Group dan kembali berfokus pada layanan teknologi finansial (fintech) pembayaran. Ini dilakukan karena pertumbuhan bisnis anak usaha Alibaba Group Holdings itu sangat cepat, terutama di sektor pinjam-meminjam, asuransi, dan investasi.
Bank sentral telah memanggil eksekutif Ant Group pada akhir pekan lalu. “Kami meminta mereka ‘memperbaiki’ layanan pinjaman, asuransi, dan manajemen kekayaan atau investasi,” kata People's Bank of China (PBOC) dalam pernyataan resmi, dikutip dari Bloomberg, Minggu (27/12).
Pertemuan PBOC dengan petinggi Ant Group akan berlangsung beberapa kali. “Mereka harus memahami perlunya merombak bisnis," kata PBOC.
Bisnis Ant Group memang menggurita ke banyak sektor. Perusahaan fintech ini setidaknya memiliki beberapa anak usaha seperti Alipay, Yu'e Bao, Huabei, Xiang Hu Bao, Mybank, dan Zhima Credit.
Rincian bisnisnya dapat dilihat pada Infografik dan Bagan di bawah ini:
Sebelum regulator campur tangan, Ant Group sebenarnya bersiap untuk mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO). Perusahaan diperkirakan meraup dana segar US$ 37 miliar (Rp 536,5 triliun) jika jadi IPO. Nilainya mengalahkan rekor Saudi Aramco US$ 29,4 miliar (Rp 426,3 triliun) di bursa Riyadh pada Desember 2019.
Meski kebanjiran peminat, Alibaba memutuskan untuk menunda IPO Ant Group setelah Jack Ma bertemu dengan PBOC pada awal November (1/11). Pertemuan dilakukan seminggu setelah Ma mengkritik PBOC, karena dianggap menghambat inovasi bisnis pinjaman online.
Alibaba bahkan masuk dalam daftar 10 bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia per Mei 2018, sebagaimana tertera pada Databoks di bawah ini:
Otoritas Tiongkok menilai, tata kelola anak usaha Alibaba itu di bawah standar, meremehkan persyaratan peraturan, dan terlibat dalam arbitrase peraturan. Sedangkan bank sentral menganggap Ant menggunakan dominasinya untuk menekan pesaing dan merugikan kepentingan ratusan juta konsumen.
Pada minggu lalu, Beijing pun meningkatkan pengawasan terhadap Alibaba dan Ant Group. Mereka juga memulai penyelidikan atas dugaan praktik monopoli perusahaan milik Jack Ma ini.
Dalam pernyataan resminya, Ant mengatakan akan membentuk tim khusus untuk membuat proposal perbaikan tata kelola. Perusahaan berjanji untuk menjaga biaya yang dibebankan kepada konsumen dan mitra tetap, sembari meningkatkan pengendalian risiko.
“Pengetatan regulasi ini puncak dari serangkaian peraturan dan menetapkan arah untuk bisnis Ant ke depan,” kata analis Gavekal Dragonomics yang berbasis di Beijing, Zhang Xiaoxi. “Kami belum melihat indikasi putusan yang jelas. Ant merupakan pemain raksasa di dunia dan setiap pemisahan bisnis harus diwaspadai.”
Kepala penelitian keuangan di Jefferies Financial Group Inc. yang berbasis di Hong Kong, Shujin Chen menilai, pertumbuhan bisnis Ant Group akan terbatas. “Di Tiongkok, industri pembayaran online sedang jenuh dan pangsa pasar Ant sudah mencapai batas,” katanya.