Selain Induk Shopee, Grab Dikabarkan Incar Bisnis Digital Bank Capital
Induk Shopee, Sea Group sempat dikabarkan tertarik mengambil alih Bank Capital (BACA). Kini, giliran decacorn Grab yang disebut-sebut mengincar layanan digital bank nasional itu yakni Capital Net.
Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji membenarkan bahwa Grab tertarik masuk pada layanan digital tersebut. “Tetapi, bukan hanya Grab (yang berminat),” kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (25/2). Namun, ia tidak memerinci siapa lagi yang melakukan pendekatan untuk berinvestasi.
Katadata.co.id pun mengonfirmasi kabar tersebut kepada Grab. Namun, “kami tidak berkomentar mengenai rumor yang beredar di pasar,” ujar juru bicara Grab.
Layanan Capital Net tersedia sejak 2019. Dikutip dari laman Google Play Store, aplikasi ini dapat digunakan oleh nasabah tabungan dan giro perorangan Bank Capital, yang bertujuan mempermudah transaksi.
Berdasarkan laporan keuangan hingga triwulan III 2020, Bank Capital memiliki modal inti Rp 1,47 triliun. Ini artinya, sudah berada di atas ketentuan OJK terkait peningkatan modal inti.
Penyaluran kredit Bank Capital pada periode tersebut mencapai Rp 11,64 triliun, atau naik 29% secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan labanya turun 24,4% yoy menjadi Rp 60,46 miliar.
Sebelumnya, perusahaan asal Singapura lainnya, Sea Group juga dikabarkan tertarik mengakuisisi Bank Capital. Selain itu, induk Shopee ini disebut-sebut berminat pada Bank Bumi Arta (BNBA).
Pada dua pekan lalu (11/2), Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada tim humas Shopee. Namun belum ada respons hingga berita ini dirilis.
Sejauh ini, Sea Group resmi menjadi pengendali saham Bank Kesejahteraan Ekonomi. Bank BKE ini pun resmi berganti nama menjadi Bank Seabank Indonesia atau SeaBank.
Informasi perubahan nama tersebut telah disampaikan oleh Direksi Bank Seabank Indonesia kepada pemegang saham, nasabah, dan mitra bisnis perseroan melalui surat kabar pada Senin lalu (22/2). Selain nama, logo ikut berubah.
Grab dan Sea Group sama-sama memperoleh lisensi bank digital penuh atau digital full bank (DFB) dari otoritas moneter Singapura alias Monetary Authority of Singapore (MAS) pada akhir tahun lalu.
Dikutip dari laman resmi MAS, DFB diizinkan untuk mengambil simpanan dari dan menyediakan layanan perbankan untuk segmen nasabah individu atau retail dan non-retail. Sedangkan bank grosir digital atau digital wholesale bank (DWB) bisa menyasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Dikutip dari Reuters, para analis menilai bahwa kehadiran pemegang lisensi itu akan berdampak kecil terhadap tiga bank lokal besar di Singapura yakni DBS Group Holdings, Oversea-Chinese Banking Corp dan United Overseas Bank.
Akan tetapi, mereka dapat menggunakan kesempatan itu untuk memperluas layanan ke pasar Asia Tenggara lainnya.
Perkiraan itu terbukti. Sea Group resmi masuk ke bisnis bank digital Indonesia lewat Seabank. Sedangkan Grab disebut-sebut tertarik merambah layanan digital Bank Capital.
The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:
Reimagining Indonesia’s Future
Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!